Jakarta (ANTARA News) - Ribuan warga baik dari dalam maupun luar Jakarta turun ke jalan memadati Jalan Merdeka Selatan, MH Thamrin hingga ke Bundaran HI untuk menyaksikan Jakarnaval sebagai salah satu ajang perayaan HUT ke-486 Provinsi DKI Jakarta.

Warga Jakarta Aji (19) mengaku ingin melihat pertunjukan yang disajikan di Jakarnaval sebagai program baru Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tersebut. "Ini kan program barunya Pak Jokowi, jarang-jarang ada yang kayak begini," katanya saat ditemui di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu.

Aji yang datang bersama keluarganya menilai Jakarnaval merupakan hiburan tersendiri bagi warga Jakarta yang ingin melihat berbagai kesenian.

"Untuk tahun depan, lebih ditertibkan lagi sampah dan lalu lintasnya. Terus, keseniannya diperbanyak lagi agar wisatawan lebih banyak lagi yang berkunjung," kata Mahasiswa Universitas Indonesia itu.

Hal sama disampaikan warga Jakarta Timur Siska (30) yang menilai Jakarnaval merupakan hiburan rakyat yang unik.

"Tadi, Jokowinya aja naik kuda. Saya sengaja datang ke sini karena penasaran aja," katanya.

Siska yang sedang mengandung tujuh bulan tersebut datang bersama suaminya dan mengaku akan ikut memeriahkan Jakarnaval lagi jika diselenggarakan tahun depan.

"Dipertahankan saja ajang yang seperti ini, bagus. Kalau masalah sampah, namanya juga rame banyak orang pasti banyak sampah," katanya.

Warga Bogor Yuli (30) yang datang bersama keluarganya pun turut merasakan kemeriahan Jakarnaval. "Hiburan rakyat, gratis lagi," katanya.

Dia mengaku ingin bertemu Jokowi dalam ajang yang menampilkan berbagai kesenian Indonesia tersebut.

Yuli yang membawa tiga anak dan salah satunya masih bayi tersebut juga mengaku tidak begitu khawatir akan kebisingan acara tersebut. "Bismillah aja," ujarnya. Dia juga menyarankan kepada Pemprov DKI Jakarta dan panitia Jakarnaval untuk menyediakan lebih banyak tempat sampah.

"Positifnya ada hiburan, negatifnya itu tanaman jadi rusak, banyak sampah. Lebih baik banyakin dulu tempat sampahnya," ujarnya.

Pewarta:
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2013