Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia telah memutuskan mengevakuasi duta besarnya untuk Lebanon, Abdullah Syarwani, beserta staf KBRI Beirut ke Suriah, menyusul makin mencekamnya situasi keamanan di wilayah tersebut, yang terus digempur secara membabi buta oleh militer Israel. "Mempertimbangkan perkembangan situasi ini, saya telah menginstruksikan duta besar untuk melakukan evakuasi terhadap staf KBRI, baik `home-staff` (staf diplomatik, red) dan `local-staff` (staf lokal, red)," kata Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu, usai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Keputusan mengungsikan Dubes Abdullah Syarwani beserta staf KBRI diambil Deplu setelah beberapa hari sebelumnya KBRI Beirut mengungsikan setidaknya 40 warga negara Indonesia di Lebanon ke kota Aleppo di Suriah. "Tentunya akan kita tinggalkan beberapa (staf KBRI, red) untuk menjaga gedung perwakilan," kata Menlu. Hassan mengungkapkan, gempuran militer Israel ke Beirut yang telah menghancurkan berbagai fasilitas dan gedung-gedung di wilayah tersebut, juga berdampak terhadap kondisi bangunan kantor KBRI. "Kaca-kaca gedung perwakilan kita pecah," katanya, dan menambahkan bahwa pemboman-pemboman yang dilakukan Israel membuat situasi semakin mencekam. Sementara itu, mengenai masih adanya puluhan WNI di Lebanon yang belum mengungsi ke KBRI atau ke Suriah, Menlu mengakui adanya kesulitan untuk dapat mengumpulkan dan mengungsikan mereka semua. "Kalau yang terdaftar, berhubungan langsung dengan KBRI, kita tahu. Yang sukar mungkin kalau ada pekerja rumah tangga yang tinggal di rumah-rumah. Itu sukar dipastikan karena seringkali juga KBRI tidak punya data tentang mereka. Tapi sepengetahuan kita, di Lebanon tidak banyak," ujarnya. Menurut Juru Bicara Deplu-RI, Desra Percaya, ketika dihubungi ANTARA, Rabu, Dubes Abdullah Syarwani beserta empat staf diplomat dan beberapa staf lokal akan meninggalkan Beirut pada hari Kamis (20/7) menuju Damaskus, ibukota Suriah. "Yang masih tersisa di Beirut nanti adalah satu staf diplomatik dan dua staf lokal untuk menjaga gedung KBRI dan kalau-kalau ada WNI yang memerlukan bantuan," kata Desra.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006