Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Kamis pagi, menguat menjauhi level Rp9.200 per dolar AS menjadi Rp9.145/9.155 dibanding penutupan hari sebelumnya pada posisi Rp9.235/9.260 per dolar AS atau mengalami kenaikan sebesar 90 poin. "Kenaikan rupiah yang cukup tajam itu, karena pelaku lokal memburu rupiah, setelah investor asing di pasar global melepas dolar AS," kata Kepala Kantor Cabang Bank Saudara Pasar Baru, Prima, di Jakarta, Kamis. Menurut dia, rupiah kembali menunjukkan dirinya menguat terhadap mata uang asing itu, setelah beberapa waktu terpuruk hingga mendekati level Rp9.300 per dolar AS. ` Kami optimis pada penutupan sore nanti rupiah akan bisa mencapai level Rp9.100 per dolar AS bahkan melewatinya hingga berada di posisi Rp9.000 per dolar AS sampai Rp9.050 per dolar AS," katanya. Rupiah, lanjutnya mendapat sentimen positip pasar eksternal, setelah Ketua Bank Sentral AS, Ben Bernanke, menyatakan inflasi AS akan makin berkurang dalam bulan-bulan mendatang. Pernyataan Ketua The Fed mengurangi kekhawatiran pelaku pasar global terhadap risiko inflasi AS yang dikabarkan akan terus meningkat, katanya. Selain itu, menurut dia, arus dana asing yang masuk ke AS melebihi dari defisit transaksi perdagangan yang mencapai 63,8 miliar dolar AS, karena itu pertumbuhan ekonomi AS akan makin membaik. Meski demikian, rencana Bank Sentral AS untuk menaikkan tingkat suku bunga Fed Fund untuk ke 18 kali sehingga menjadi 5,5 persen diperkirakan masih akan tetap berlanjut, katanya. Ketika pasar dibuka, katanya rupiah sempat masih bertengger di level Rp9.200 per dolar AS, tapi secara perlahan-lahan terus menguat hingga mendekati level Rp.9.150 per dolar AS bahkan menjelang penutupan sesi itu rupiah kembali menguat hingga di posisi Rp9.145 per dolar AS. Kondisi ini memberikan sinyal, bahwa mata uang lokal akan terus menguat, apalagi pasar saham Asia diperkirakan akan terus menguat akibat rendahnya harga-harga saham unggulan yang mulai diburu para investor asing, ucapnya. Ia mengatakan, aksi lepas dolar AS oleh pelaku asing di pasar global mengakibatkan yen menguat sebesar satu sen menjadi 116,80 dari sebelumnya 117,88, euro jadi 1.2595 dan euro terhadap yen menjadi 147,15 dari sebelumnya 147,42. Kenaikan yen terhadap dolar AS setelah terpuruk dalam beberapa hari ini terutama disebabkan merosotnya harga minyak mentah dunia menjadi 72,95 dolar AS per barel dan berkurangnya kekhawatiran mengenai tingkat suku bunga AS. Kondisi ini mendorong investor asing membeli saham-saham di bursa New York yang memicu indeks Nikkei naik 2,4 persen, indeks Kospi, Korea Selatan menguat 2,35 persen dan indeks S&P, Australia naik 1,70 persen, tuturnya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006