Yogyakarta (ANTARA News) - Intensitas guguran lava pijar dari Gunung Merapi masih tergolong tinggi dengan rata-rata antara 140-150 kali per hari dengan jarak luncur 1,5 kilometer yang sebagian besar mengarah ke lereng selatan dan barat daya. Meski frekuensi guguran lava pijar masih tinggi, menurut petugas Pos Pengamatan Merapi di Kaliurang, Kabupaten Sleman, DIY, Panut, Kamis, awan panas sudah tidak terjadi lagi belakangan ini dan pertumbuhan kubah lava baru juga tidak signifikan lagi. Seperti dikatakan Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Dr A Ratdomopurbo, kubah lava yang berada di kawah bentukan 14 Juni 2006, sejak 25 Juni lalu tidak lagi mengalami pertumbuhan yang cepat. Merapi yang status aktivitasnya kini sudah diturunkan menjadi "Siaga", pada 14 Juni lalu sempat mengeluarkan awan panas besar secara beruntun dengan jarak luncur maksimum tujuh kilometer ke arah selatan. Akibat terjangan awan panas tersebut, kawasan Kaliadem di Kabupaten Sleman, DIY porak poranda dan dipenuhi material vulkanik berupa abu halus, pasir dan batu.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006