Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan tambang PT Antam Tbk menyatakan bahwa cadangan dan sumberdaya nikelnya per 31 Desember 2012 sebesar 825,3 juta wmt (wet metric tons), bauksit 473,8 juta wmt, dan emas 9,4 juta dwt (pennyweights).

Cadangan nikel Antam itu berada di prospek Tanjung Buli, Pulau Pakal, Mornopo, Sangaji, Tapunopaka, Mandiodo, Bahubulu, Lalindu dan Lasolo. Daerah-daerah itu berada di Maluku Utara dan Sulawesi Tenggara.

Dengan cadangan dan sumber daya yang dimiliki, Antam tetap fokus pada komoditas inti yaitu nikel, emas, dan bauksit yang diikuti pengembangan proyek-proyek hilir, pembukaan tambang baru, akuisisi aset, serta efisiensi fasilitas produksi, kata Antam dalam siaran persnya, Rabu.

Menurut Direktur Utama Antam, Tato Miraza, menyatakan strategi perseroan untuk berfokus pada ketiga komoditas inti tersebut tidaklah berubah.

Antam sekarang mengoperasikan tambang emas Pongkor di Jawa Barat dan Cibaliung di Banten, dengan tingkat produksi per tahun sekitar 3 ton. Antam juga memiliki 25 persen saham PT Nusa Halmahera Minerals yang mengoperasikan tambang emas Gosowong di Maluku Utara.

Dalam pertambangan nikel, Antam mengoperasikan tambang di Pomalaa, Tanjung Buli, Pulau Pakal dan Tapunopaka. Untuk komoditas nikel, saat ini tengah mengembangkan proyek Feronikel Halmahera Timur (FHT) senilai 1,6 miliar dolar AS dan proyek Nickel Pig Iron (NPI) Mandiodo senilai 350-400 juta dolar.

Sementara dalam penambangan bauksit, Antam tengah mengembangkan proyek Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan dan proyek Smelter Grade Alumina (SGA) Mempawah. Kemajuan EPC proyek CGA Tayan per akhir Mei 2013 sudah mencapai 94 persen.

Pewarta: Budi Suyanto
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2013