Jakarta (ANTARA News) - Menperin Fahmi Idris mengatakan penurunan suku bunga moneter BI (BI rate) belum signifikan menggerakkan sektor riil, namun ia optimistis pada semester kedua akan terjadi pertumbuhan positif di berbagai sektor, khususnya sektor riil. "Dari semula pertama kali diturunkan (BI rate), tidak signifikan menggerakkan sektor riil," katanya di Jakarta, Kamis, menanggapi apakah BI rate yang sudah turun menjadi 12,25 persen perlu diturunkan kembali. Oleh karena itu, ia menilai BI rate perlu diturunkan kembali, bahkan mungkin mencapai harapan dunia usaha yaitu posisi BI rate mencapai sekitar 10 persen pada akhir 2006. "Sekitar itulah," katanya. Namun, ia optimistis akan terjadi pertumbuhan positif di berbagai sektor, khususnya sektor riil, dengan indikasi meningkatnya permintaan pasar global maupun domestik. "Dari berbagai gejala dan kecenderungan, baru pada semester kedua ada gerakan positif dari berbagai sektor khususnya sektor riil," katanya. Meskipun demikian, diakuinya masih ada sejumlah sektor industri yang akan mengalami pertumbuhan negatif. "Yang (pertumbuhannya) negatif itu, kira-kira pertama terkena dampak langsung masalah energi, baik BBM, gas, dan sebagainya. Kedua, mereka yang mengalami masalah restrukturisasi alat produksi," kata Fahmi. Sektor yang mengalami dua hal itu, diyakininya, pertumbuhannya akan lebih lambat dibandingkan sektor lainnya. Fahmi juga mengatakan permintaan yang meningkat dari pasar global akan lebih mendorong produksi di dalam negeri dibandingkan permintaan dari dalam negeri. "Pemulihan daya beli di dalam negeri lebih lambat dibandingkan gerakan (permintaan) besar dan cepat dari luar," katanya. Oleh karena itu, ia melihat industri yang mengandalkan pasar dalam negeri seperti otomotif, permintaanya menurun dibandingkan tahun lalu. Deperin sendiri menargetkan pertumbuhan industri nasional pada 2006 rata-rata mencapai 7,7 persen. Namun pada triwulan pertama industri hanya tumbuh 2,83 persen turun dibandingkan periode yang sama 2005 yang tumbuh 7,53 persen. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006