Anyer, Banten (ANTARA News) - Biaya pembangunan sistem peringatan dini tsunami yang ditargetkan selesai pada pertengahan 2008 mencapai Rp1,3 triliun, kata Menteri Perhubungan (Menhub), Hatta Radjasa. "Kebutuhannya mencapai Rp1,3 triliun, separuhnya akan diusahakan dari APBN dan sisanya dari bantuan luar negeri," ujarnya usai pemaparan kondisi Geografis dan Geologis Indonesia kepada Presiden Yudhoyono di Anyer, Banten, Kamis. Menurut Hatta, bantuan luar negeri yang telah dijanjikan senilai 45 juta dolar Amerika Serikat (AS) dari Jerman, Jepang dan China, serta bantuan dari AS berupa kajian pembangunan sistem tersebut. Dikatakannya, komitmen Jerman itu sudah disampaikan pada saat Konperensi Tingkat Tinggi Tsunami pada 2005, dan kini peosesnya tinggal dimintakan realisasi. Menurut Hatta, biaya tersebut dibutuhkan untuk membangun stasiun 160 seismograf (alat pengukur kekuatan gempa bumi) sensor dan 500 akselorograf (alat untuk mengukur kecepatan dan ketinggian gelombang air laut) di seluruh Indonesia. "Dengan pemasangan alat-alat tersebut, dalam lima menit sudah dapat diketahui adanya potensi tsunami atau tidak," ujarnya. Ditambahkannya, pada 2005 sudah terpasang 20 seismograf sensor yang mempunyai kemampuan deteksi mencapai 800 kilometer, dan pada 2006 sudah terpasang 36 sesimograf sensor. Untuk memperkuat sistem informasi dari sistem peringatan dini tersebut, menurut dia, hingga 2008 akan dibangun 10 pusat wilayah (region centre) potensi gempa yang bertugas menentukan pusat gempa dan mengambil keputusan yang harus segera dilakukan, serta menyebarkan informasi tersebut kepada pihak terkait sekaligus masyarakat. "Dengan pembagian 10 (region centre) itu, informasi gempa dan prosedur tetap yang harus dilakukan dapat langsung diambil tanpa menunggu instruksi pusat," ujarnya. Diharapkannya, dengan adanya (region centre) tersebut, maka informasi kemungkinan tsunami dapat segera diketahui oleh pemerintah daerah di lokasi gempa, sehingga dapat segera dilakukan upaya penyelamatan penduduk, demikian Hatta Radjasa. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006