Jakarta (ANTARA News) - DPR akan mempercepat proses pembahasan usul penambahan anggaran yang diajukan pemerintah untuk penanggulangan bencana alam sebesar Rp1,5 triliun hingga Rp2 triliun yang sumber dananya berasal dari dana cadangan dalam APBN. "Memang dana Rp500 miliar yang semula dialokasikan untuk bencana alam sudah habis. Pemerintah telah mengajukan usul penambahan anggaran dan sekarang Panitia Anggaran DPR sedang mengupayakan alokasi tambahan yang nanti dituangkan dalam APBN-P," kata Ketua DPR, Agung Laksono, seusai peluncuran buku "Potret Satu Tahun SBY-JK" yang disusun anggota Fraksi PDIP DPR, Sumaryoto, di Jakarta, Kamis malam. Menurut Agung, sumber dana kemungkinan besar berasal dari pos anggaran yang belum digunakan atau dari sumber lain. Namun dana tambahan itu agak sulit diperoleh dari pos pendapatan. "Saya kira sulit berharap dari sumber pendapatan. Karena itu, akan dialokasikan dari pos yang ada, yang belum terpakai," katanya. Agung berharap penanganan bencana alam akan lebih baik dari sisi kesiapan aparat dan koordinasi dengan adanya UU tentang Penanggulangan Bencana Alam. RUU ini kemungkinan akan disetujui DPR tahun ini. Buku "Potret Satu Tahun SBY-JK" merupakan kumpulan karikatur mengenai berbagai hal terkait pemerintahan. Selain Agung, sejumlah tokoh juga hadir, termasuk mantan Ketua MPR Amien Rais yang sekaligus membahas buku ini, Ketua Fraksi PDIP DPR Tjahjo Kumolo, Ketua Komisi V DPR Ahmad Muqowam, Wakil Ketua DPR Zainal Maarif dan Muhaimin Iskandar. Amien Rais, saat membahas buku pada acara yang dipandu Penasihat Republik Benar-Benar Mabok (BBM) Dr. Effendy Ghazali dan Wapres Republik BBM Keliek Pelipur Lara, menilai pemerintah sudah kehilangan momentum untuk memperbaiki keadaan. Momentum pemerintah untuk memperbaiki keadaan ada pada langkah awal pemerintah, namun tidak terlihat adanya gebrakan, sehingga pemerintah sampai saat ini belum menunjukkan kinerja menggembirakan. Kinerja pemerintah semakin berat dengan adanya bencana bertubi-tubi. Dikhawatirkan upaya memperbaiki keadaan akan semakin jauh dari kenyataan, apalagi dari sektor ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat yang semestinya bisa bangkit dengan dukungan sumber daya alam, sulit diharapkan. "Kita hidup di negeri yang kaya sumber daya alam, namun ironisnya rakyat justru miskin karena sumber daya alam yang ada sudah dikuasai perusahaan-perusahan milik negara lain," kata Amien. Terkait bencana alam yang bertubi-tubi, penulis buku "Potret Satu Tahun SBY-JK", Sumaryoto yang juga Wakil Ketua Komisi V DPR berharap ada ruwat nasional terhadap SBY karena lahir pada Jumat kliwon 9 September 1949. "Kalau memang benar Pak SBY lahir pada hari dan tanggal itu, maka berdasarkan perhitungan kalender Jawa perlu dilakukan ruwat nasional," katanya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006