Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Perekenomian, Hatta Rajasa memiliki kebiasan yang diketahui sebagian banyak masyarakat, yakni mengunjungi museum, gedung kesenian dan perpustakaan dalam lawatannya ke suatu daerah atau negara.

"Setiap kali datang ke suatu negara, ada tiga tempat yang menjadi prioritas untuk didatangi," kata Hatta dalam keterangan pers pada peresmian acara "Art Jog" di Yogyakarta, baru baru ini.

Hatta mengatakan dirinya akan mengunjungi salah satu dari ketiga tempat tersebut, meskipun hanya memiliki waktu kunjungan yang terbatas.

Dia menjelaskan museum mencerminkan tingkat peradaban negara tersebut, sedangkan seni dan budaya menjadi puncak dari perkembangan suatu peradaban.

Seperti pada acara Art Jog, Hatta yang dikenal sebagai penggemar seni lukis, sempat membeli lukisan berjudul "Pekerja" karya pelukis Budi Ubruk dan "Opera Rakityat" karya Aan Arief Rahmanto.

"Saya terkesan pada lukisan ini," ujar Hatta.

Hatta tertarik memesan lukisan karya Aan Arief Rahmanto, karena polesan tintanya menggambarkan sebuah rakit penuh sesak penumpang berbeda umur berlainan jenis kelamin, yang tengah melawan gelombang samudera.

Selain itu, layarnya sudah sobek tersapu terjangan angin topan. Tetapi mereka yang berada di rakit tampak sabar, mencoba tidak tenggelam. Tubuh para penumpang itu digambarkan liat, kenyal, dengan otot dan urat bertonjolan.

Sementara itu, lukisan berjudul "Pekerja" menggambarkan beberapa orang berbadankan koran dan salah satu koran itu menampilkan Hatta Rajasa saat beraktivitas kenegaraannya.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu, berhasrat memiliki galeri kecil untuk memajang koleksi ratusan lukisannya.

Sejak kecil, Hatta tertarik terhadap bidang kesenian baik seni musik, lukis, rupa maupun cerita wayang, namun keinginan orang yang menginginkan dirinya menjadi dokter, sehingga jiwa seninya terpendam.

Menurut Hatta, seni merupakan sebuah hasil ekspresi jiwa seniman berlandaskan kejujuran, keterbukaan, kepolosan yang mewakili isi hati seniman dalam menyelesaikan karyanya, berbeda dengan urusan politik dan ekonomi yang muncul hanya kepentingan.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2013