Jakarta (ANTARA News) - Departemen Luar Negeri (Deplu) menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada laporan relawan asal Indonesia yang berangkat ke Palestina atau Lebanon. "Kami mendengar adanya sejumlah relawan yang ingin pergi ke Palestina dan Lebanon. Kami memahami ungkapan simpati dan rasa solidaritas saudara-saudara kita atas penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina dan Lebanon," kata Juru Bicara Deplu, Desra Percaya, kepada wartawan di Jakarta, Jumat. "Namun, saya tekankan isu seperti ini bukan pertama kali muncul, dulu pernah muncul juga menjelang serangan ke Afganistan dan Irak. Sejauh sepengetahuan saya hingga saat ini belum ada yang ke sana," lanjutnya. Tapi, lanjut dia, dalam hal ini Deplu mengingatkan bahwa sebenarnya ada banyak cara untuk membantu perjuangan rakyat Palestina dan Lebanon. "Belum diperlukan dan mungkin tidak diperlukan untuk melakukan perjuangan fisik sekarang," katanya. Menurut Jubir Deplu itu, yang lebih diperlukan rakyat Palestina dan Lebanon adalah bantuan nyata, yaitu bantuan kemanusiaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup rakyat Palestina dan Lebanon, seperti makanan dan obat-obatan. "Dan jangan lupa di dalam negeri kita juga memerlukan tenaga-tenaga sukarela bagi saudara-saudara kita yang terkena gempa bumi dan tsunami di Pangandaran," katanya. Sementara itu, saat ditanya mengenai adanya surat dari pimpinan Lebanon kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jubir mengatakan bahwa hingga kini belum ada surat yang secara khusus ditujukan kepada Presiden Yudhoyono. "Sepengetahuan saya, yang ada adalah surat dari kepala negara Lebanon kepada seluruh kepala negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI), tidak secara khusus kepada Presiden Yudhoyono," katanya. Pada kesemptan sebelumnya Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, juga mengimbau umat Islam khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya menggalang dukungan moril dan politik dalam mengutuk tindakan keji Israel dan membela Palestina. Ditanya soal kemungkinan pengiriman bantuan sukarelawan ke Palestina, Din menampik, dan mengatakan belum perlu dan yang dibutuhkan rakyat Palestina saat ini adalah bantuan doa dan dana. Dalam kesempatan itu dia juga menyerahkan bantuan sekedarnya kepada Dubes Palestina sebesar Rp50 juta sebagai tanda kepedulian dan membuka juga Dompet Palestina. Muhammadiyah, ujarnya, juga akan mengadakan Konferensi Internasional tentang Palestina pada September 2006 di Jakarta dengan menghadirkan berbagai lembaga perjuangan rakyat Palestina di luar wilayah Palestina dan masyarakat internasional pendukung Palestina. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006