Pangandaran, Ciamis (ANTARA News) - Country Director LSM "Hope Worldwide" Charles Ham meminta kepada semua pihak terkait untuk membantu meringankan beban trauma para pengungsi pasca bencana tsunami di beberapa daerah di Pantai Selatan Jawa. "Penanganan pengungsi bukan sebatas memberikan bantuan fisik, tetapi juga bantuan psikis. Petugas di pengungsian harus mengetahui cara-cara untuk membantu mengatasi masalah psikis para pengungsi," ujarnya kepada pers di Pangandaran, Ciamis, Jum`at. Dikatakannya, dampak trauma tidak akan terlihat dalam sehari dua hari, bahkan seminggu, namun akan tampak dalam waktu yang relatif panjang. "Dalam satu-dua hari mungkin para pengungsi tidak terlalu merasakannya, namun setelah seminggu lebih nanti akan banyak permasalahan di dalam diri pengungsi, baik akibat tekanan yang dihadapi maupun kekhawatiran akan terulangnya bencana," tuturnya. Ia juga mengungkapkan, tingkatan tekanan yang pasti dihadapi oleh para pengungsi di setiap tempat pengungsian antara lain stress, krisis, dan trauma, sehingga mereka harus mendapatkan penanganan intensif. Dalam hubungan itu, maka langkah antisipatif harus dilakukan sejak dini, salah satunya petugas di pengungsian harus memahami teknik dan cara-cara penanganan pasca bencana. Menurut Charles Ham, pengalaman di lokasi bencana tsunami di Aceh dan Nias menggambarkan betapa trauma terhadap bencana sangat besar dampaknya bagi yang mengalaminya. "Oleh karena itu harus diusahakan untuk terus membangkitkan semangat dan memberikan arti semangat untuk bertahan dan kembali menjalani kehidupan yang normal. Penderita trauma tidak minta dikasihani, tapi perlu dibantu," tandasnya. Lebih lanjut, ia menekankan bahwa penanganan trauma pasca bencana pada anak-anak harus mendapatkan perhatian lebih khusus lagi. "Hal itu harus diketahui oleh petugas di pengungsian. Anak-anak harus mendapat perhatian penting. Jangan anggap enteng trauma pada anak-anak, dan selama ini hal itu sering terlupakan," tuturnya. Hope Worldwide sendiri sudah memberikan pelatihan dan arahan kepada puluhan peserta konseling penanganan trauma yang dilakukan di Puskesmas Pangandaran. "Kita rekrut orang-orang yang terlibat langsung di pengungsian. Saya berharap program ini bisa membantu para korban, dan itu pasti sangat membantu," kata Robin, salah seorang aktivis Hope Worldwide.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006