Tokyo (ANTARA News) - Kurs dolar melemah terhadap yen di Asia pada Kamis, setelah bank sentral Jepang mempertahankan kebijakan pelonggaran moneternya tidak berubah.

Greenback berpindah tangan pada 98,62 yen dalam perdagangan sore di Tokyo, setelah jatuh menjadi 99,59 yen di New York pada Rabu sore dari 101 yen di Tokyo pada pagi hari.

Euro dibeli 1,3111 dolar dan 129,30 yen, dibandingkan dengan 1,3013 dolar dan 129,59 yen.

Dolar menghadapi tekanan jual di New York setelah komentar dari Ketua Federal Reserve Ben Bernanke menyatakan program stimulus besar bank sentral akan dipertahankan selama beberapa waktu.

Pedagang pindah dari unit AS setelah Bernanke "menuangkan air dingin" pada kemungkinan penarikan bertahap program pembelian obligasi senilai 85 miliar dolar AS per bulan yang diberlakukan pada September untuk mendorong ekonomi AS.

Momentum penjualan dolar tetap kuat setelah bank sentral Jepang, Bank of Japan (BoJ), pada Kamis mempertahankan program pelonggaran moneter besarnya tidak berubah dan meningkatkan penilaian pada ekonominya.

"Dalam jangka panjang, pemain tampaknya menyesuaikan posisi jangka panjang mereka untuk dolar kembali ke netral setelah dolar melampaui 100 yen," kata Daisuke Karakama, ekonom pasar di divisi valas Mizuho Bank.

"Karena tidak ada kejutan dalam pengumuman BoJ, tekanan jual,yang diciptakan oleh komentar (Bernanke) semalam, berlanjut," kata Karakama.

Bernanke menegaskan kebijakan uang longgar masih diperlukan, karena pasar pekerjaan tetap lemah dan inflasi terlalu rendah untuk kenyamanan.

"Kedua sisi pekerjaan dan sisi inflasi mengatakan bahwa kita perlu untuk lebih akomodatif," katanya, menjawab pertanyaan setelah pidato.

"Selain itu, bagian lain dari kebijakan ekonomi makro, kebijakan fiskal, kini sebenarnya cukup ketat .... Menempatkan itu semua bersama-sama, saya pikir Anda hanya dapat menyimpulkan bahwa kebijakan moneter yang sangat akomodatif untuk masa mendatang adalah apa yang dibutuhkan dalam ekonomi AS," katanya.

Kebijakan "sangat akomodatif" bisa ditafsirkan secara berbeda tetapi "penggunaan dari kata "sangat" oleh Ketua Bernanke dapat membuat pasar menilai kembali proyeksinya untuk waktu pengurangan stimulus", Hiromichi Shirakawa, analis peneliti di Credit Suisse, mengatakan dalam sebuah catatan.

Konsensus pasar telah memperkirakan bank mulai menarik pengeluarannya pada September tetapi para pemain sekarang dapat memperkirakan sebuah langkah pada Oktober atau Desember, katanya.

Dolar sebagian besar lebih rendah terhadap mata uang Asia-Pasifik.

Unit AS turun menjadi 59,53 rupee pada Kamis sore dari 60,09 rupee sehari sebelumnya, menjadi 1,2612 dolar Singapura dari 1,2766 dolar Singapura, menjadi 29,84 dolar Taiwan dari 30,05 dolar Taiwan dan menjadi 1.123,44 won Korea Selatan dari 1.136,50 won.

Greenback juga merosot menjadi 31,05 baht Thailand dari 31,27 baht dan menjadi 43,20 peso Filipina dari 43,35 peso, tetapi naik menjadi 9.983 rupiah Indonesia dari 9.981 rupiah.

Dolar Australia menguat menjadi 92,86 sen AS dari 92,09 sen, sedangkan yuan China berpindah tangan pada 16,05 yen, dibandingkan dengan 16,49 yen, demikian AFP.
(A026/B012) 

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2013