Bandung (ANTARA News) - Pusat grosir sepatu di Cibaduyut, Bandung semakin sepi dari para pengunjung untuk melakukan traransaksi, seiring semakin maraknya penjualan sepatu impor produk Cina yang tersebar di setiap pusat keramaian perdagangan kota. Informasi di kalangan pedagang grosiran, Sabtu, menyebutkan, kehadiran pasar dan mall khusus menjual sepatu pria dan wanita di kawasan pusat kota, juga ikut menyebabkan sepinya pusat sepatu di Cibaduyut. Cucu, pedagang setempat, mengaku, hadirnya counter dan gerai di mall-mall khusus sepatu membuat semakin surut minat konsumen untuk datang ke Cibaduyut dalam kondisi ekonomi sekarang ini. "Kebanyakan konsumen yang masih mau bertransaksi hanya yang memiliki modal pribadi, untuk dikembangkan dan didagangkan ke instansi-instansi kantoran untuk dikreditkan secara angsuran," katanya. Sementara itu, Halimah, pedagang grosiran lainnya di Pasar Kota Kembang Bandung Tengah, mengaku, banyaknya pusat penjualan khsusus sepatu lokal dan imporan disikapi dengan cara jemput bola ke beberapa pusat keramaian. "Juga dengan cara pembelian secara angsuran 12 bulan, sehingga menarik konsumen untuk mengambil barang disini," katanya. Sementara itu pedagang di Pasar Baru Trade centre (PBTC), Jajuli, mengaku, sepatu impor produk Cina peminatnya banyak dan selalu laku keras hingga mampu menjual sebanyak 20 hingga 30 kodi per mingunya. "Padahal sebelumnya waktu menjual sepatu lokal asal Cibaduyut maupun sandal produk asal Garut mampu menjual belasan kodi kodi per minggunya. "Mungkin harga dan corak yang mematikan usaha sepatu lokal, karena sepatu jenis imporan khususnya produk Cina disamping ringan juga warnanya yang tidak cepat pudar, coba saja sepatu sandal wanita bisa didapat dengan harga Rp. 12.500 per pasang", ucapnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006