Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan Inflasi pada November 2023 tetap terjaga dalam kisaran sasaran tiga plus minus satu persen.

"Inflasi yang terjaga merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan pemerintah pusat dan daerah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan di berbagai daerah," kata Erwin di Jakarta, Jumat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) November 2023 tercatat sebesar 0,38 persen secara month to month (mtm), sehingga secara tahunan menjadi 2,86 persen year on year (yoy).

Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran tiga plus minus satu persen pada 2023 dan 2,5 plus minus satu persen pada 2024.

Inflasi inti tetap terjaga rendah. Inflasi inti pada November 2023 tercatat sebesar 0,12 persen (mtm), meningkat dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,08 persen (mtm).

Realisasi inflasi inti pada November 2023 disumbang terutama oleh inflasi komoditas emas perhiasan dan gula pasir. Secara tahunan, inflasi inti November 2023 tercatat sebesar 1,87 persen (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,91 persen (yoy).

Sedangkan inflasi kelompok volatile food meningkat. Kelompok volatile food pada November 2023 mencatat inflasi sebesar 1,72 persen (mtm), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,21 persen (mtm).

Peningkatan inflasi volatile food tersebut disumbang terutama oleh inflasi pada komoditas aneka cabai, bawang merah, dan beras.

Peningkatan inflasi lebih lanjut tertahan oleh deflasi daging ayam ras dan aneka ikan. Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 7,59 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 5,54 persen (yoy).

Lebih lanjut Erwin menuturkan inflasi kelompok administered prices tercatat menurun. Kelompok administered prices pada November 2023 mengalami inflasi sebesar 0,08 persen (mtm), lebih rendah dari inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,46 persen (mtm).

"Perkembangan ini dipengaruhi oleh deflasi bensin akibat penyesuaian harga bahan bakar minyak nonsubsidi," ujarnya.

Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices menjadi sebesar 2,07 persen (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,12 persen (yoy).


Baca juga: Kemenkeu: Intervensi pangan mampu turunkan inflasi beras November
Baca juga: BPS: Tekanan beras terhadap inflasi mulai melemah
Baca juga: Rupiah berpotensi menguat karena ekspektasi pasar terkait suku bunga

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2023