Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mendata sebanyak 46,84 persen dari 28,19 juta petani telah menggunakan teknologi alat dan mesin pertanian (alsintan) modern dan teknologi digital.

“Jadi kalau dilihat lebih rinci, sebanyak 13,12 juta petani yang menggunakan alsintan modern dan teknologi digital,” kata Sekretaris Utama (Sestama) BPS Atqo Mardiyanto dalam acara Diseminasi Hasil Sensus Pertanian 2023 Tahap 1 di Jakarta, Senin.

Atqo menyampaikan penggunaan alsintan dan teknologi modern tersebut mencakup penggunaan internet/telepon pintar/teknologi informasi, penggunaan drone dan atau penggunaan kecerdasan buatan untuk budidaya pertanian.

Berdasarkan kategori umur, penggunaan alsintan dan teknologi modern banyak digunakan oleh petani dengan usia di atas 39 tahun dengan persentase 80,24 persen. Sedangkan persentase penggunaan oleh petani dengan rentang usia 19-39 tahun baru 19,72 persen dan usia di bawah 19 tahun sekitar 0,04 persen.

“Banyak faktor dan perlu dilihat variabel yang lain karena ini tergantung keperluan juga. Misalkan luasan lahan sedikit, sehingga tidak diperlukan (alsintan) atau dia urban farming lahannya hanya terbatas mungkin tidak perlu alsintan,” ujarnya.

Lebih lanjut hasil Survei Pertanian 2023 atau ST2023 juga menemukan bahwa jumlah petani milenial atau petani yang berusia 19-39 tahun mencapai 21,93 persen dari total petani yang mencapai 28,19 juta orang.

Provinsi dengan petani milenial umur 19–39 tahun terbanyak di Indonesia adalah Jawa Timur sebanyak 971.102 orang atau sekitar 15,71 persen dari keseluruhan petani milenial umur 19–39 tahun di Indonesia.

Sementara itu, provinsi dengan jumlah petani milenial umur 19–39 tahun terbanyak kedua dan ketiga adalah Jawa Tengah dan Jawa Barat dengan masing-masing sebanyak 625.807 orang atau 10,12 persen dan 543.044 orang 8,78 persen.

Kemudian jika dilihat dari segi urban farming, jumlah Usaha Pertanian Perorangan (UTP) urban farming mencapai 13.019 unit usaha. UTP terbanyak berasal dari Jawa Barat yang mencapai 3.213 rumah tangga atau sekitar 24,87 persen dari keseluruhan UTP urban farming di Indonesia.

Selanjutnya, provinsi dengan jumlah terbanyak kedua dan ketiga yaitu Jawa Timur dan Provinsi Jawa Tengah yang masing-masing sebanyak 2.448 rumah tangga (18,95 persen) dan 1.947 rumah tangga (15,07 persen). Sedangkan UTP urban farming paling sedikit terdapat di Papua Pegunungan sebanyak 1 unit atau 0,01 persen dari total keseluruhan.

“DKI Jakarta merupakan provinsi dengan proporsi UTP urban farming terbesar di Indonesia sebanyak 1,48 persen dari total UTP di DKI Jakarta,” tuturnya.


Baca juga: Petani bawang merah Penajam berhasil gunakan irigasi digital farming
Baca juga: Pertanian pintar jadi solusi jitu atasi krisis petani
Baca juga: Sebanyak 357.427 petani di Aceh bakal diberi kartu tani digital


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2023