Dubai (ANTARA News) - AS akan segera memberikan kepada Israel sekitar 100 bom "penghancur bunker" untuk membunuh pemimpin kelompok pejuang Hizbullah dan menghancurkan tempat-tempat perlindungan mereka, kata suratkabar Asharq al Awsat, Senin. Mengutip sumber-sumber yang tidak disebutkan nama mereka di Washington dan Tel Aviv, suratkabar berbahasa Arab milik Arab Saudi itu mengatakan bom-bom yang dapat menerobos sampai 40 meter di bawah tanah, akan dikirim ke Israel dari sebuah pangkalan militer AS di Qatar. Israel seperti dilaporkan Reuters telah membom Lebanon sejak para pejuang Hizbullah membunuh delapan tentara dan menculik dua serdadu Israel 12 Juli dan kelompok pejuang itu kembali melakukan perlawanan. Sekitar 320 orang, hampir semuanya warga sipil, tewas di Lebanon dan 37 orang di Israel. Dalam paling tidak dua kesempatan, angkatan udara Israel menghantam gedung-gedung di Beirut dalam apa yang dilaporkan media sebagai usaha untuk membunuh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan para pejabat senior kelompok itu. Nasrallah yang muncul tanpa cedera selama dua kali dan mengatakan para pemimpin lain kelompok itu juga tidak cedera. Sejumlah ahli militer Israel menyalahkan kegagalan itu karena tidak adanya senjata angkatan udara yang mampu menghancurkan bunker-bunker komando Hisbullah. Israel pada tahun 2004 meminta AS menjual bom penghancur bunker. Pentagon menyetujui penjualan 100 bom GBU-28 itu, yang mampu menerobos sekitar tujuh meter beton, dibuat tahun lalu tapi Kenterian Pertahanan Israel, karena kekurangan anggaran, memutuskan menolak pembelian itu. Mengutip para pejabat AS, suratkabar New York Times, Sabtu memberitakan bahwa pemerintah Presiden George W.Bush mempercepat pengiriman bom-bom yang dikendalikan laser dan satelit ke Israel untuk menganggapi permintaan Israel sehubungan dengan serangan di Lebanon. Laporan itu tidak merinci mengenai peluru tapi mengatakan bom-bom itu adalah bagian dari satu pejualan Pentagon yang disetujui tahun 2005.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006