Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini menyerahkan bantuan secara langsung kepada Revan Solluh Maulana, anak berusia 11 tahun, yang mengalami Duchenne Muscular Dystrophy (DMD) atau sebuah gangguan distrofi berat yang cukup langka, bertempat tinggal di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Penyakit DMD, menyebabkan Revan mengalami pengecilan dan kelemahan pada ototnya, sehingga Mensos Risma dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Jumat, bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) kepada ayah Revan, Sopan Sopian, di Sentra Paramita Mataram.

Bantuan yang diberikan berupa biaya operasional pengobatan selama di RSUD Sumbawa dan di Jakarta, bantuan nutrisi, perlengkapan sekolah, sepatu hingga alat bantu kursi roda anak. Bantuan yang diberikan tersebut senilai total Rp24.260.680.

Pada kesempatan yang sama, kitabisa.com juga menyerahkan hasil donasi dari orang-orang baik kepada ayah Revan. Donasi yang diberikan senilai Rp19,1 juta dari 1.214 donatur.

Baca juga: Mensos jamin fasilitas dan keberlanjutan 643 pasien operasi katarak

Baca juga: Mensos Risma kunjungi balita derita hidrosefalus di Kabupaten Ngawi


"Terima kasih kepada orang-orang baik di sana yang telah memberikan donasi ke kitabisa.com sehingga Dek Revan ini bisa dibantu pengobatan. Minimal bisa mengurangi bebannya," kata Mensos.

Sopan Sopian tak mengira akan bertemu sosok yang belakangan membuatnya, terutama anaknya Revan punya semangat sembuh.

"Terima kasih, berkat bantuan ini saya bertemu Ibu Mensos. Selama jalani pengobatan di RSCM, kami dibantu akomodasi, makan dan transportasi selama pengobatan Revan di Jakarta, dari Sentra Handayani milik Kemensos," kata Sopian.

Bagi Sopian yang merupakan seorang petani, penghasilannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja. Kehidupannya semakin memprihatinkan melihat kondisi anak satu-satunya yang terbaring lemah, di saat anak seusia Revan tengah gemar bermain bola dan mencoba beragam olahraga lainnya.

"Kami pun bingung apa faktor penyebabnya. Penyakitnya timbul sedikit demi sedikit. Bermula dari perubahan jalannya saat usia 5 tahun, ia sering jinjit. Kami (orang tua) bukan tidak perhatian, kami kira hanya cara dia jalan saja, ternyata itu sebuah penyakit," tuturnya.

Selain gejala itu, Revan juga sering terjatuh, sehingga semakin hari semakin lemah kondisinya. "Jadi 1 tahun belakangan ini dia lumpuh bagian bawahnya. Tidak bisa berjalan," katanya.*

Baca juga: Risma minta KPU akomodasi fasilitas bagi difabel untuk memilih

Baca juga: Mensos Risma "lahirkan" 7.814 Pahlawan Ekonomi Nusantara

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2023