Jakarta (ANTARA News) - Lombok akan memiliki pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang dibangun di Lombok Timur yang berkapasitas 2x25 Mega Watt (MW) dengan nilai investasi Rp800 miliar.

Pembangkit dijadwalkan beroperasi komersial (commercial operation date/COD) pada Februari 2016. Demikian disampaikan Dirut PT Lombok Energy Dynamics, Banu Pradipto, saat penandatanganan perjanjian jual beli tenaga listrik dengan Dirut PLN, Nur Pamudji, di Jakarta, Jumat.

"Kami akan segera bekerja agar selesai sesuai target," katanya usai penandatanganan perjanjian jual beli tenaga listrik atau "power purchase agreement" (PPA) antara Lombok Energy dan PT PLN (Persero).

Harga jual tenaga listrik PLTU Lombok Timur ditetapkan sebesar 9,1792 sen dolar per kWh yang berlaku saat COD.

Sesuai dengan PPA, Lombok Energy harus mencapai penyelesaian keuangan (financial date) dalam jangka waktu maksimum sembilan bulan sejak penandatanganan atau April 2014.

Kontruksi PLTU akan kami selesaikan dalam 22 bulan sejak financial date. Dengan demikian, COD dijadwalkan dalam waktu 31 bulan sejak penandatanganan PPA, tambah Banu.

Dalam proses penyelesaian PPA, Lombok Energy menyampaikan pemberi pinjaman tidak mensyaratkan penjaminan pemerintah.

Menurut Nur Pamudji, persiapan pembangunan PLTU Lombok Timur mulai dari prakualifikasi hingga penandatangan PPA hanya membutuhkan waktu 263 hari.

Capaian itu lebih cepat dari ketentuan Permen ESDM 01/2006 dan 04/2007 yang menyebutkan persiapan selama 321 hari.

"Ini memecahkan rekor. Pembangkit lain butuh waktu lebih dari setahun bahkan ada 500 hari," katanya.

Nur menambahkan, PLTU akan menurunkan biaya pokok penyediaan listrik di Lombok yang mencapai Rp3.435 per kWh atau menghemat biaya sekitar Rp890 miliar per tahun.

PLTU Lombok Timur dibangun di Desa Padak Guar, Kelurahan Labuan Pandan, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Listrik akan disalurkan ke Sistem Lombok melalui jaringan transmisi 150 kV ke GI PLTU Lombok. Saat ini beban puncak di Lombok tercatat sekitar 160 MW dan daya mampu pembangkit sebesar 178 MW.
(K007)

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2013