Jakarta (ANTARA News) - Realisasi pembiayaan kredit modal kerja bagi petani tebu, distributor, dan produsen gula (sugar fund) dalam rangka revitalisasi industri gula nasional, diharapkan efektif mulai 2007. "Saat ini sedang dijajaki kerjasama dengan tujuh lembaga keuangan bank maupun nonbank. Kapan terealisasi kita tunggu saja," kata Deputi Menteri Negara Bidang Perkebunan dan Agroindustri Agus Pakpahan usai dikukuhkan sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Gula Indonesia (FMGI), di Jakarta, Selasa. Menurut Agus, "sugar fund" merupakan salah satu cara yang akan dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan masalah pergulaan nasional, dengan melakukan sinergi dengan lembaga pembiayaan. "Dana itu ditujukan dalam rangka program pemerintah merevitalisasi industri gula seperti pembangunan pabrik baru, peremajaan mesin-mesin giling," ujar Agus. Ia menjelaskan, beberapa bank yang menyatakan komitmen membiayai industri gula antara lain Bank BRI, Bank Mandiri, Bank Bukopin, Bank Danamon, Bank Artha Graha, dan RaboBank. Meski demikian, Agus belum menyebutkan skema pembiayaan yang akan ditetapkan terutama terkait dengan bunga dana yang akan disalurkan. Pemerintah menargetkan, Indonesia pada 2009 akan mencapai swasembada gula sehingga produksi nasional harus mencapai 2,8 juta ton per tahun. "Hingga Juni 2006, produksi gula nasional baru mencapai sekitar 2,5 juta ton," kata Agus. Untuk mencapainya, diutarakan Agus, setiap tahun menaikkan target produksi sebesar satu persen, sehingga pada akhir 2009 program itu dapat dicapai dengan catatan terjadi sinergi antara BUMN, petani maupun pedagang. "Meski luas lahan tebu relatif tidak akan bertambah, yakni hanya 400 ribu hektar, namun produktivitas akan meningkat dengan menambah kapasitas giling, perluasan budidaya tanaman tebu, dan dengan sistem angkut giling, maupun program bongkar "ratoon" (bonggol akar, tanam bibit baru)," katanya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006