Jakarta (ANTARA News) - PT Jamsostek menekankan tujuh hal yang menjadi landasan yang kokoh sebagai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan pada Januari 2014 mendatang.

"Dalam transformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan pada 2014 mendatang, Jamsostek saat ini sedang membangun landasan yang kokoh dengan memberi stressing (penekanan) pada tujuh hal dasar kinerjanya," ujar Direktur Keuangan Herdi Trisanto dalam acara buka puasa bersama dengan insan pers di Bogor, Senin (22/7).

Herdi memaparkan ketujuh hal tersebut adalah kepesertaan, pelayanan penguatan database dan teknologi informasi, investasi, keuangan, SDM (Sumber Daya Manusia), serta "Good Corporate Governance" (tata kelola perusahaan yang baik).

Pada aspek kepesertaan, Jamsostek saat ini sedang melakukan pemutakhiran data melalui integrasi dengan data kependudukan serta memonitor kualitas pemutakhirannya.

Selain itu, mengkaji desain nomor identitas tunggal pada BPJS ketenagakerjaan dan BPJS kesehatan, serta mengkonversi nomor kepesertaan program Jamsostek ke BPJS ketenagakerjaan yang pada akhirnya akan diterapkan dalam satu "smart card" (kartu pintar).

"Kelak, smart card tersebut dapat dipakai untuk berbagai keperluan seperti berbelanja," ujar Herdi.

Dalam aspek pelayanan, Jamsostek juga sedang mengkaji desain program dan manfaat BPJS Ketenagakerjaan serta memberi masukan kepada pemerintah secara proaktif.

Serta mengembangkan mekanisme konsep pelayanan klaim di setiap kantor cabang Jamsostek pada BPJS Ketenagakerjaan, kemudian membahas substansi dan mekanisme pengalihan JPK (Jaminan Pemeliharaan Kepesertaan).

Penguatan Teknologi dan Informasi (TI) juga menjadi salah satu fokus Jamsostek dengan melakukan penyempurnaan aplikasi serta re-desain sistem database manajemen agar dapat lebih efisien dan efektif.

"Peningkatan kapasitas sistem dan jaringan juga tidak luput dari target Jamsostek," Herdi menambahkan.

Sedangkan dari sisi investasi, Jamsostek tetap diupayakan untuk memilih instrumen-instrumen yang "profitable" agar manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh pekerja Indonesia, tambah Herdi.

Dalam aspek keuangan, Jamsostek juga melakukan sustainabilitas dana dan pengelolaan program DPKP (Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta).

Kemudian juga melakukan pengembangan konsep penarikan iuran kepesertaan melalui "virtual account", serta mengembangkan program JIC (Jamsostek Investment Company) dan manfaat tambahan.

Re-branding dan sosialisasi Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan merupakan salah satu fokus dalam aspek tata kelola perusahaan yang baik.

Secara keseluruhan, BPJS diharapkan dapat menjadi sebuah era baru dalam melaksanakan Jaminan Sosial dengan mekanisme yang mudah, modern, terpercaya dan terintegrasi. (A050)

Pewarta: Ageng Wibowo Leksono
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2013