Nanning (ANTARA) - Perjalanan kereta kargo melalui Koridor Perdagangan Darat-Laut Internasional Baru telah melampaui 9.000 perjalanan tahun ini per Selasa (12/12), didukung oleh perdagangan yang gencar antara China dan negara-negara Asia Tenggara.

Diluncurkan pada 2017, Koridor Perdagangan Darat-Laut Internasional Baru merupakan jalur perdagangan dan logistik yang dibangun bersama oleh daerah setingkat provinsi di China bagian barat dan para anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Perdagangan melalui koridor ini mempertahankan tren pertumbuhan yang kuat dalam beberapa tahun terakhir dan terus mendorong pembangunan ekonomi regional yang berkualitas tinggi.

"Jumlah perjalanan kereta melalui koridor ini diperkirakan akan mencapai 9.300 tahun ini, naik lebih dari 50 kali dari 178 perjalanan saat layanan ini diresmikan pada 2017," ujar Li Tailin, chairman Guangxi Beibu Gulf International Transport Development Co., LTD.

Hingga Oktober, lebih dari 30.000 perjalanan kereta telah dilakukan melalui koridor tersebut sejak 2017, imbuh Li.

Koridor perdagangan ini berhasil meningkatkan efisiensi pengiriman secara signifikan. Xu Zhigang, selaku manajer di departemen layanan internasional sebuah perusahaan logistik, mengatakan bahwa mereka sebelumnya harus melakukan prosedur yang memakan waktu untuk mengimpor bahan baku dari Amerika Selatan. Pada 2019, perusahaan tersebut mulai mengimpor barang melalui koridor itu.

"Biaya pengiriman pada dasarnya sama dengan metode sebelumnya, tetapi waktu pengangkutan dipangkas menjadi 10 hingga 20 hari," ungkap Xu.

Dalam beberapa tahun terakhir, Beibu Gulf Port Group mempercepat peningkatan infrastruktur dan terus mendorong efisiensi layanan antarmoda rel-laut.

Saat ini, Pelabuhan Teluk Beibu membuka 76 rute peti kemas, yang mencakup lebih dari 200 pelabuhan di lebih dari 100 negara dan kawasan. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
COPYRIGHT © ANTARA 2023