Jakarta (ANTARA News) - Indonesia Police Watch (IPW) berharap Kapolri baru mampu membenahi kontrol internal kepolisian.

"Tugas Kapolri nanti akan berat, di antaranya harus mampu membenahi Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) sehingga kontrol internal Polri berjalan baik," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S. Pane di Jakarta, Rabu.

Selama ini, menurut dia, kontrol internal kepolisian buruk. "Terbukti dengan adanya kasus simulator SIM yang dananya mengalir ke Irwasum," katanya.

Selain itu, tugas lainnya yang menanti Kapolri terpilih adalah sistem pendidikan di kepolisian. Menurut dia, terjadi kemerosotan sistem pendidikan Polri saat ini dibandingkan pada masa Orba.

Hal itu terlihat dari banyaknya kasus bentrokan polisi dengan masyarakat beberapa tahun terakhir. Menurut dia, itu diakibatkan dari menurunnya kualitas sistem pendidikan kepolisian saat ini.

"Di masa Orba, calon polisi dididik di SPN selama 11 bulan, kalau sekarang cuma tiga bulan sehingga para lulusannya tidak matang menjadi seorang polisi," katanya.

Sementara dia memprediksi Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Putut Eko Bayu Seno paling berpeluang menggantikan jabatan Jenderal Timur Pradopo sebagai Kapolri baru.

Selain Putut, para jenderal lainnya yang ramai disebut berpeluang menggantikan posisi Timur di antaranya Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Anang Iskandar, Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri Komjen Pol Sutarman dan Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian Komjen Pol Budi Gunawan.

Dia menambahkan bursa calon Kapolri saat ini sangat menarik karena dari beberapa calon, tiga di antaranya merupakan mantan ajudan presiden.

Sutarman merupakan ajudan era kepemimpinan mantan presiden Abdurrahman Wahid atau Gusdur. Sementara Budi Gunawan adalah ajudan mantan presiden Megawati dan Putut merupakan mantan ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pihaknya berharap pertimbangan Presiden dalam memilih Kapolri baru sesuai dengan kriteria seorang figur yang terbaik untuk kepentingan Polri dan masyarakat. (A064/I007)

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2013