Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada R Rijanta menekankan pentingnya pengembangan kawasan pulau-pulau kecil karena dapat mendongkrak perekonomian lokal dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.

"Mengembangkan pulau-pulau ini dapat menciptakan peluang kerja dan mendongkrak perekonomian lokal," kata Rijanta dalam Seminar Nasional Monitoring dan Evaluasi (Monev) Spasial di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan pulau-pulau kecil berpotensi memberikan kontribusi signifikan pada ekonomi nasional melalui pariwisata, perikanan, pertanian, dan perdagangan.

Pengembangan infrastruktur seperti pelabuhan, jalan, dan utilitas di pulau-pulau kecil dapat meningkatkan konektivitas, membuatnya lebih mudah diakses untuk perdagangan, pariwisata, dan pergerakan barang dan orang.

Menurut dia, banyak pulau kecil memiliki keindahan alam dan menarik para wisatawan. Pengembangan pariwisata berkelanjutan dapat menghasilkan pendapatan dan peluang kerja sambil menjaga lingkungan alamiah pulau.

Di samping itu, pulau-pulau kecil juga sering memiliki nilai strategis karena lokasinya, terutama dalam hal pertahanan, keamanan, dan batas maritim.

"Mengembangkan pulau-pulau ini membantu menegaskan kedaulatan dan kontrol atas perairan sekitarnya," tuturnya.

Rijanta menuturkan banyak pulau kecil menjadi tuan rumah bagi ekosistem yang unik dan rapuh. Praktik pengembangan berkelanjutan dapat membantu mempertahankan keanekaragaman hayati, melindungi spesies yang terancam punah, dan menjaga keseimbangan ekologis.

Pulau-pulau kecil juga sering memiliki identitas budaya, tradisi, dan warisan yang khas. Untuk itu, penting memastikan investasi dalam pembangunan pulau-pulau tersebut juga turut menjaga warisan budaya penting untuk identitas nasional dan keragaman.

Di sisi lain, pulau-pulau kecil rentan terhadap bencana alam seperti siklon, tsunami, dan naiknya permukaan laut. Pembangunan infrastruktur yang tepat dan rencana manajemen bencana sangat penting untuk meningkatkan ketahanan dan mengurangi risiko.

Sebelumnya, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyatakan terus berupaya mempercepat pembangunan di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) di Maluku.

"Upaya kita untuk mempercepat pembangunan di daerah 3T itu melalui penyediaan prasarana dasar,” kata Direktur Perencanaan dan Pengembangan Proyek Infrastruktur Prioritas Nasional, Sumedi Andono Mulyo, di Ambon, Rabu (5/7).

Menurutnya, prasarana dasar tersebut adalah untuk kawasan perbatasan dengan menyediakan akses jalan yang baik, pelayaran perintis yang menjadi salah satu prioritas, kemudian juga untuk penyediaan pelayanan dasar dari sisi perumahan dan air bersih serta listrik.

Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI) membangun empat titik Base Transceiver Station (BTS) 4G di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung.

Empat titik tersebut, berada di Kecamatan Bengkunat yakni di Desa Way Haru, Desa Bandar Dalam, Desa Siring Gading dan Desa Way Tiyas.

Baca juga: Posko TNI jangkau pulau kecil untuk pastikan Pemilu tepat waktu
Baca juga: Pemprov Babel-PLN kembangkan PLTS Atap di pulau-pulau kecil
Baca juga: Akademisi: Perubahan iklim timbulkan kerentanan bagi ekosistem pesisir

 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Biqwanto Situmorang
COPYRIGHT © ANTARA 2023