Jakarta (ANTARA News) - Dalam upaya mewujudkan sistem peringatan dini (Early Warning System) terhadap kemungkinan terjadinya tsunami, Pemerintah akan memasang sirine tanda bahaya yang ditargetkan selesai sebelum akhir tahun 2006 ini. "Sirine-sirine itu ditargetkan sebelum akhir tahun ini sudah terpasang," kata Menristek Kusmayanto Kadiman dalam jumpa pers di Kantor Wapres Jakarta, Rabu, usai rapat yang dipimpin Wapres Jusuf Kalla untuk membahas persiapan pelaksanaan Early Warning System terhadap kemungkinan terjadinya tsunami. Rapat tersebut antara lain dihadiri Menkeu Sri Mulyani, Menristek Kusmayanto Kadiman, Menkominfo Sofyan Djalil, Sekjen Dephub Wendi Aritenang, Kepala Bappens Paskah Suzetta, Kepala BMG Sri Woro B Harijono, Kepala BPPT Said D Jenie, Ketua LIPI Umar Anggara Jenie, dan Dirut Telkomsel Kristiono. Rencananya, pemerintah akan memasang sirine-sirine tersebut di tower-tower (yang berfungsi sebagai "Broadcast Transiver Station") milik operator-operator telepon selular seperti Telkomsel, Indosat, Exelcomindo dan lain-lain. Tower-tower yang akan dipasangi sirine itu letaknya tidak jauh dari pesisir pantai. Jangkauan sirine ditargetkan akan mencapai sekitar 5 km. Menurut Menristek, pemerintah tidak perlu membuat tower-tower baru tetapi akan berusaha meminta bantuan pihak operator agar bersedia memasang sirine tanda bahaya tersebut di tower-tower milik mereka, yang antara lain berada di sepanjang selatan Sumatera, selatan Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. "Telkomsel sudah melaporkan ada sekitar 485 tower, sedangkan Indosat sekitar 100 tower. Tetapi itu semua dengan catatan pihak operator akan mengecek dulu agar sirine yang dipasang tidak membebani towernya," katanya. Sirine tersebut akan segera berbunyi sesaat setelah menerima pesan BMG mengenai kemungkinan terjadinya tsunami. Wapres Jusuf Kalla, kata Menristek, menginginkan agar dalam waktu kurang dari 20 menit bisa disampaikan berita akan terjadinya tsunami kepada masyarakat di lokasi yang berpotensi mengalami tsunami, sehingga mereka bisa langsung bergerak melarikan diri ke tempat aman. "Dalam 20 menit itu adalah perkiraaan waktu rata-rata mulai dari kejadian gempa sampai tsunami menghantam pesisir," katanya. Sementara itu, mengenai kemampuan peralatan yang dimiliki Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Menristek mengatakan, dengan teknologi dan peralatan yang terpasang, BMG bisa menentukan lima variabel yakni kapan terjadinya gempa, lokasinya dimana, episentrum-nya berapa dalam dari permukaan ke dasar laut, kekuatan gempa, dan apakah berpotensi menghasilkan tsunami. "BMG bisa mengeluarkan beritanya dalam waktu empat menit sampai maksimum 11 menit. Kita akan ingin kirim ke satu titik kemudian dari situ baru disebarkan. Lamanya waktu tersebut akan terus kita upayakan diperpendek," katanya. Sistem Peringatan Dini terhadap kemungkinan tsunami ditargetkan akan selesai secara keseluruhan pada 2008. Selain pemasangan sirine, pemerintah juga akan melengkapi peralatan BMG baik di darat maupun di laut agar datanya lebih akurat. Selain itu, sistem transmisi pemberitahuan data BMG akan dibuat agar masyarakat bisa secepatnya menerima informasi tersebut. "Pada Selasa (1/8) kita akan menyampaikan kepada Wapres dengan paparan yang lebih lengkap agar sekaligus dapat ditentukan anggarannya," kata Menristek. Sementara itu, Kepala BMG Sri Woro B Harijono mengatakan, jika data BMG mencatat adanya gempa yang kemungkinan disusul tsunami, maka BMG akan segera menginformasikannya ke sekitar 150 titik yang potensial. "Misalnya ke Puskodal yang akan melanjutkan informasinya ke Polres-polres dan polsek-polsek, ke gubernur yang akan meneruskan ke bupati-bupati dan walikota, dan ke Bakornas yang meneruskan ke Sakorlak dan Satlak," katanya. Sedangkan Menkominfo Sofyan Djalil mengatakan, dalam sistem tersebut, BMG juga akan menginformasikan ke seluruh stasiun televisi dan radio yang akan segera menghentikan program siarannya untuk menayangkan informasi tersebut. Untuk informasi kepada masyarakat, pemerintah juga akan bekerjasama dengan operator telepon selular untuk segera menginformasikan data BMG tersebut. Selain itu, Depkominfo juga memiliki Program Diseminasi Informasi Peringatan Dini Bencana Tsunami, agar informasi BMG bisa sampai ke masyarakat dan masyarakat mengetahui apa yang harus dilakukan.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006