Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimistis laba BUMN bisa mencapai Rp250 triliun hingga akhir 2023.

Erick menjelaskan, laba BUMN tidak bisa dibandingkan secara proporsional dengan tahun sebelumnya sebab, terdapat laba yang berasal dari restrukturisasi PT Garuda Indonesia.

"Terlepas dari tekanan harga komoditas terus menurun, mungkin total profit itu saya rasa tidak bisa dibandingkan secara apple to apple (dengan 2022), Rp303 triliun di tahun lalu, kan Rp50 triliunnya (laba dari) restrukturisasi Garuda. Jadi di tahun ini, Rp250 triliun mestinya dapat," ujar Erick dalam temu media di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Sri Mulyani: Setoran dividen BUMN capai Rp81,5 triliun per 12 Desember

Erick mengatakan, sumber laba BUMN berasal dari efisiensi belanja nodal dan biaya operasional, termasuk semua BUMN yang ada di dalam holding seperti PT Perkebunan Nusantara III atau PTPN.

Dari 13 perusahaan dalam Holding Perkebunan, diperkecil menjadi empat perusahaan. Hal tersebut juga terjadi pada PT Angkasa Pura yang sedang dalam proses merger.

"Alangkah indahnya kalau kayak Angkasa Pura, sekarang negosiasi sudah half done, mungkin Februari-Maret (2024) jadi satu," kata Erick.

Baca juga: Erick raih Best Leader Transformation, jadi motivasi dorong ekonomi RI

Dengan perolehan laba tersebut, Erick mengatakan, kontribusi BUMN kepada negara dalam bentuk dividen dipastikan tetap optimal.

Namun demikian, Erick belum bisa memberikan detail BUMN yang memberikan kontribusi dividen, karena angka akhirnya masih menunggu hasil audit.

"Kalau kemarin Bu Sri Mulyani (Menteri Keuangan), terima kasih, buat statement Rp81,1 triliun, padahal waktu itu mestinya enggak sampai segitu. Tahun depan kita coba di Rp84,5 triliun," ujarnya.

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2023