Jakarta (ANTARA) - PT PLN Persero menyampaikan bahwa pasokan listrik di Sulawesi bagian selatan (Sulbagsel) berkurang sebesar 700 megawatt (MW) karena fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) yang memicu kekeringan atau El Nino.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa sebelum pemanasan global, cuaca selama 10 tahun berjalan normal dengan satu anomali, baik El Nino yang kering atau La Nina yang basah. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, El Nino yang muncul lebih sering telah menimbulkan kekeringan berkepanjangan.

“Apa dampaknya terhadap keandalan sistem kelistrikan kita? Sulawesi bagian selatan yang listriknya berbasis pada air PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), daya mampu pasoknya berkurang 700 megawatt,” kata Darmawan di sela apel siaga kelistrikan jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Dia menjelaskan hal tersebut terjadi disebabkan ketinggian air danau di daerah tersebut berkurang drastis akibat berkurangnya curah hujan sehingga terjadi musim kekeringan yang berkepanjangan.

Selain itu, akibat adanya El Nino, ternyata angin yang tadinya bertiup kencang menjadi tidak bertiup sehingga Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yang beroperasi di daerah tersebut juga berkurang sehingga berdampak pada produksi listriknya.

Ia mengakui bahwa cuaca ekstrem berdampak pada beberapa sistem keandalan kelistrikan PLN khususnya di wilayah Sulawesi bagian selatan. Namun pihaknya mengaku tidak menyerah menghadapi tantangan tersebut apalagi saat menghadapi Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

“Untuk itu saya sudah memerintahkan seluruh tim PLN, dari kemarin sebulan ini kita sudah memetakan seluruh tantangannya dan setiap tantangan itu kita koreksi sehingga kita tetap bisa menyediakan sistem kelistrikan yang sangat andal,” tambah Darmawan.

 

Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo saat diwawancara di Jakarta, Rabu (20/12/2023). ANTARA/Harianto
 

Darmawan juga menuturkan di tengah potensi cuaca ekstrem, pihaknya telah melakukan aksi preventif untuk memastikan ketersediaan energi primer di pembangkit-pembangkit listrik tercukupi selama periode Natal dan Tahu Baru 2024.

PLN telah membangun sistem digital rantai pasok energi primer untuk pembangkit listrik yang terintegrasi dengan Kementerian ESDM. Hadirnya sistem digital terintegrasi ini membuat sistem rantai pasok energi primer yang jauh lebih kokoh.

“Terutama untuk kawasan yang mengalami defisit karena cuaca yang ekstrem, sudah diaktivasi pembangkit pembangkit yang sementara, yang bisa mengatasi adanya defisit secara cepat. Sehingga dalam menghadapi Natal dan Tahun Baru kondisi kelistrikan seantero Nusantara dalam kondisi andal walaupun menghadapi tantangan yang luar biasa,” jelas Darmawan.

Baca juga: PLN siagakan 81.591 personel selama Natal dan Tahun Baru 2024
Baca juga: PLN siapkan 624 SPKLU di 411 titik pada libur Natal dan tahun baru


Selama periode Natal dan Tahun Baru 2024, PLN menyiagakan 81.591 personel dengan rincian 18 ribu lebih pegawai dan lebih dari 63 ribu personel lapangan yang akan siaga 24 jam menjaga keandalan listrik.

Para petugas ini tersebar di 1.853 posko siaga PLN di seluruh tanah air. Tidak hanya itu, para petugas juga dibekali dengan peralatan dan armada pendukung, berupa 1.731 Genset, 735 Uninteruptible Power Supply (UPS), 1.091 Unit Gardu Bergerak (UGB), 116 Unit Kabel Bergerak (UKB), 395 mobil crane, 3.756 mobil, dan 3.318 motor.

“Kami juga akan menyiagakan petugas PLN di lokasi-lokasi perayaan Natal dan Tahun Baru, seperti gereja dan tempat wisata, serta Bandara, Pelabuhan dan terminal bus yang menjadi titik mobilisasi masyarakat,” ucap Darmawan.

Baca juga: PLN targetkan tak ada pemadaman listrik saat Natal dan tahun baru
Baca juga: PLN Jatim pastikan pasokan listrik aman saat Natal dan Tahun Baru


Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Indra Arief Pribadi
COPYRIGHT © ANTARA 2023