Jakarta (ANTARA News) - Korps Lalu Lintas (Korlantas) Kepolisian Negara Republik Indonesia menggandeng Nahdlatul Ulama dan sejumlah organisasi keagamaan dalam upaya mengkampanyekan keselamatan berlalu lintas.

Kampanye keselamatan berlalu lintas ditandai dengan digelarnya seminar nasional bertema "Benarkah Kecelakaan Lalu Lintas Itu Nasib" di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta, Selasa.

Hadir sebagai pembicara adalah Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan Kepala Bagian Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri Komisaris Besar Unggul.

"Tugas manusia itu ikhtiar. Jika sudah ikhtiar maksimal tapi masih celaka, itu baru namanya nasib. Dalam berlalu lintas bagaimana? Tugas kita adalah berusaha untuk tertib agar tidak sampai celaka," kata Said Aqil.

Ia mengapresiasi langkah kampanye keselamatan berlalu lintas yang diselenggarakan oleh Korlantas Polri bekerja sama dengan Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKK NU) dan organisasi keagamaan lain.

"Rasulullah bersabda ada dua tugas utama yang harus dilakukan manusia. Pertama adalah iman kepada Allah dan kedua berbuat baik untuk kepentingan orang banyak. Untuk polisi tentunya bagaimana bisa menjalankan aturan, bisa mengayomi masyarakat dengan baik," katanya.

Sementara Kombes Unggul dalam paparannya mengatakan data yang dirilis Mabes Polri pada tahun 2010 menyebutkan 31.234 jiwa melayang akibat kecelakaan lalu lintas. Sedangkan hasil riset Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia mengungkap adanya perkiraan kerugian ekonomi akibat kecelakaan lalu lintas sebesar 2,9 persen dari total Gross Domestic Product (GDP) Indonesia.

"Dari data-data itu, dari perkembangan yang terjadi saat ini, kami memandang perlu melibatkan masyarakat dalam upaya kampanye keselamatan berlalu lintas," katanya.

Lebih lanjut Unggul menambahkan, kerja sama kampanye keselamatan berlalu lintas ini memiliki tujuan meningkatkan kemitraan strategis antara Polri dan masyarakat dalam mengembangkan pengarusutamaan keselamatan berlalu lintas di masyarakat.

Kerja sama ini diharapkan mampu meningkatkan peran dan fungsi keluarga sebagai institusi pertama dan utama dalam mentransformasikan kesadaran serta pemahaman keselamatan berlalu lintas sejak dini.

"Tujuan ketiga dari kerja sama ini adalah mengubah `mindset` pengguna jalan bahwa kecelakaan itu bukan musibah, bukan pula nasib. Kecelakaan adalah akibat dari budaya ceroboh pengguna jalan," kata Unggul.

Selain dengan NU, kampanye keselamatan berlalu lintas ini juga melibatkan perwakilan dari Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Wali Umat Buddha Indonesia (Walubi), Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), dan organisasi keagamaan lainnya. (S024/R010)

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2013