Banda Aceh, (ANTARA News) - Sejumlah warga pesisir di Banda Aceh menanam sebanyak 200 ribu bibit mangrove di lahan tambak yang baru selesai direhabilitasi untuk menghijaukan kembali kawasan pantai yang rusak total akibat musibah gempa dan tsunami, 26 Desember 2004. Pemantauan ANTARA di beberapa desa dalam wilayah Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, Jumat (28/7) ratusan ribu bibit mangrove tersebut ditanam di lahan tambak yang sudah selesai direhabilitasi di sepanjang aliran sungai. "Penananam bibit mangrove itu bertujuan untuk menghijaukan kembali kawasan pantai yang sudah gersang karena mati akibat tsunami," kata Muchtar, kordinator pengawas lapangan penanaman bibit bakau di desa tersebut. Ia mengatakan, sekitar 150 hektar lahan tambak yang sudah slesai direhabilitasi itu membutuhkan bibit mangrove, karena fungsinya tidak hanya untuk penghijauan, tapi juga bermanfaat dalam mencegah abrasi, terutama tambak penduduk. Penyebaran bibit mangrove di lahan bekas tsunami itu mempekerjakan puluhan warga asal daerah tersebut. Muchtar mengatakan, penghijauan bibit mangorve di desa pantai tersebut diharapkan secepatnya selesai, namun kendala yang dihadapi di lapangan adalah lokasi penghijauan sering terendam pasang purnama yang ketinggian airnya mencapai satu meter lebih. "Sekarang pasang purnama sudah berlalu, sehingga penanaman bibit mangrove baru dapat dilangsungkan," katanya. Ia mengatakan, penyebaran bibit manggrove tersebut merupakan program Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) Aceh-Nias, sementara masyarakat hanya menerima upah harian dari pekerjaan itu. Penanaman bibit mangrove sebanyak 200 ribu batang itu, menurut warga setempat tidak mencukupi dan harus ditambah jumlahnya sesuai dengan kondisi daerah dan luas wilayah penghijauan. "Di desa pesisir pantai ini, paling sedikit membutuhkan satu juta bibit mangrove, karena daerahnya merupakan kawasan yang tergenang air dan setiap bulan menjadi sasaran pasang purnama," ucap Muchtar. Sementara, pemantauan di beberapa wilayah di kabupaten Aceh Besar dan Aceh Jaya, program penghijauan pantai belum berjalan sebagaimana yang diharapkan masyarakat. Kecuali, hanya di beberapa desa yang sudah ditanamai bakau, namun sebagiannya mati. Pesisir pantai Aceh yang terkena bencana tsunami, tidak hanya membutuhkan hutan mangrove, tetapi juga jenis pepohonan lainnya yang mampu menahan terjangan angin kencang, sehingga rumah penduduk yang kini sudah mulai dibangun dapat terlindungi.(*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006