Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi III DPR RI Sarifuddin Sudding mengatakan teror bom menjelang Lebaran di Vihara Ekayana merupakan bentuk provokasi yang harus direspons cepat dan tegas oleh aparat keamanan.

"Jika tidak direspon dengan cepat dan tegas akan mengundang reaksi beragam dari masyarakat. Kepolisian harus mampu memastikan terjaminnya keamanan dan ketentraman masyarakat dalam beribadah maupun dalam segala aktivitas," kata Sudding di Jakarta, Senin.

Disamping itu, kata Sudding, kita juga tidak boleh menutup mata bahwa potensi teror masih ada dan para pelaku mengembangbiakkan kebencian-kebencian.

"Oleh karena itu, intelijen Polri dan juga TNI menjadi ujung tombak untuk mengantisipasi," ujarnya.

Menurut ketua Fraksi Partai Hanura itu, Kepolisian harus berhasil mengungkap dan menangkap pelaku peledakan tersebut.

"Lebih dari itu, dari sisi preventif, Polri harus membenahi kinerja intelijen untuk mencegah potensi gangguan keamanan seperti itu. Pelaku bom jangan sampai merasa menjadi untouchable, tidak dapat tersentuh. Tindakan mereka telah menantang Polri dan masyarakat. Ini tidak bisa dibiarkan," pungkas dia.

Anggota Komisi I DPR RI yang juga Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menyatakan, aksi teror bom di vihara Ekayana dapat mengganggu kekhusukan umat Islam menjalankan ibadah puasa dan Idul Fitri.

"Ledakan bom itu signal akan ada suasana yang bisa menghancurkan tatanan, suasana batin kekhusyukan beribadah di bulan Ramadhan, apalagi menjelang hari Raya Idul Fitri," kata Muzani.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2013