Seoul (ANTARA News) - Sehari setelah Jepang meluncurkan kapal perang terbesar sejak Perang Dunia II, Korea Utara, Rabu memperingatkan bahwa Tokyo melanjutkan program militerisasi yang telah melewati "garis bahaya".

Satu komentar oleh kantor berita resmi Korean Central News Agency (KCNA) menyoroti kertas kerja Kementerian Pertahanan Jepang yang dipublikasikan bulan lalu yang menekankan perlunya meningkatkan kekuatan dan berbagai kekuatan yang diperlukan untuk melindungi wilayah Jepang yang berjauhan.

Kertas khusus itu menyerukan "kemampuan penahanan komprehensif" untuk menghadapi ancaman rudal balistik dari Korea Utara.

"Ini tidak lain hanyalah tipuan yang luas oleh Jepang untuk membenarkan langkahnya untuk mengubahnya menjadi raksasa militer yang telah melampaui garis bahaya," kata KCNA dikutip AFP.

Komentar itu berpendapat bahwa peringatan-peringatan "pembual" tentang rudal dan ancaman nuklir dari Korea Utara bertujuan untuk mengalihkan perhatian internasional dari upaya pemerintah konservatif Shinzo Abe untuk melenyapkan konstitusi pasifis Jepang.

"Pernyataan Jepang terlalu tidak masuk akal dan tidak logis untuk membenarkan tujuan jahat itu," kata lembaga itu.

"Jepang perlu disarankan untuk berperilaku dengan alasan, menyadari bahwa untuk melakukannya akan bermanfaat bagi keamanan," katanya memperingatkan.

Komentar KCNA disiarkan sehari setelah Jepang meluncurkan kapal induk pembawa helikopter senilai 1,2 miliar dolar AS ditujukan untuk membela klaim teritorial menyusul pertempuran maritim dengan China.

Militer Jepang yang didanai dengan baik dan dilengkapi dengan peralatan yang baik sebagai Pasukan Bela Diri, dan dilarang mengambil tindakan agresif. Setiap gerakan untuk meningkatkan militer akan memerlukan perubahan konstitusi.
(H-AK)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2013