Helsinki (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Finlandia, Erkki Tuomioja, yang negaranya mengetuai Uni Eropa (UE), pada hari Jumat menyatakan bahwa jika dibandingkan dengan UE, Amerika Serikat (AS) kurang peduli terhadap nasib rakyat Libanon. "Orang AS masih percaya bahwa penggunaan kekuatan tentara akan menghancurkan Hizbullah, dan mereka mendukung Israel," katanya dalam wawancara dengan majalah mingguan Finlandia, Suomen Kuvalehti. "Mereka tidak sekhawatir warga Eropa pada nasib rakyat Libanon," kata Tuomioja. Pertempuran di antara Israel dengan pejuang Hizbullah dalam 17 hari terakhir ini menewaskan 458 orang di Libanon dan 51 orang Israel. Tuomioja mendesak Suriah dan AS mencoba menyelesaikan kemelut di Timur Tengah. Tapi, ia pun menyatakan, tidak terlalu berharap bahwa sengketa di Libanon segera usai. Ia mengharapkan, Suriah menggunakan pengaruhnya atas Hizbullah untuk mencapai gencatan senjata dan membebaskan dua serdadu Israel, yang ditawan gerilyawan Syiah Libanon itu. "Mereka khawatir bahwa perang akan meluas ke Suriah. Tapi, pada sisi politik, mereka bersikap jelas dan menyatakan itu urusan dalam negeri Libanon," katanya. AS memberi Israel lampu hijau untuk menyerang Hizbullah di Libanon dalam waktu terbatas sebelum bergabung dengan masyarakat antar-bangsa untuk menyeru gencatan senjata, kata suratkabar terbitan Inggris, The Guardian pekan. Beberapa pejabat Inggris juga mengatakan kepada suratkabar itu bahwa pihak Washington memberi lampu hijau kepada Israel untuk melanjutkan pemboman terhadap Libanon hingga prasarana Hizbullah benar-benar hancur. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006