Teheran (ANTARA News/AFP) - Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada Jumat memperingatkan Palestina menyangkut perundingan perdamaian dengan Israel, dengan menilai hal itu akan merusak perjuangan mereka.

Perundingan ditengahi Amerika Serikat (AS) itu memaksa Palestina melepaskan hak mereka, kata Khamenei kepada jemaah di Universitas Teheran setelah Shalat Idul Fitri.

Pernyataannya datang sehari setelah Departemen Luar Negeri AS mengatakan, perunding Palestina dan Israel akan kembali berembuk untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lama pada 14 Agustus 2013 di Jerusalem.

Kedua pihak telah sepakat untuk berusaha menyelesaikan konflik mereka dalam sembilan bulan.

Perundingan itu, yang dimulai kembali bulan lalu melalui penengahan pihak Washington, juga akan mendorong para agresor meningkatkan agresi dan penindasan mereka terhadap perlawanan sah rakyat Palestina, kata Khamenei, yang memiliki mandat keputusan akhir mengenai kebijakan luar negeri Iran.

Ia mengatakan, hasil dari perundingan itu akan "pasti merusak perjuangan rakyat Palestina".

Iran, pendukung penting kawasan Palestina bagi gerakan Hamas yang menguasai Jalur Gaza, menilai bahwa perundingan itu tidak akan menguntungkan Pemerintah Palestina.

Republik Islam itu berulang-ulang menyatakan penentangannya terhadap perundingan yang dipusatkan pada satu solusi dua negara, dengan mengatakan negara Yahudi itu tidak akan pernah setuju mundur dari "daerah-daerah yang diduduki" mereka.

Khamenei juga mengimbau dunia Muslim mengutuk tindakan-tindakan "penindasan" Israel terhadap Palestina.

"Dunia Muslim harus tetap memberikan dukungannya kepada Palestina, dan harus mengutuk tindakan penindasan serigala-serigala kejam Zionis dan para pendukung internasional mereka," katanya.
(Uu.H-RN/B002)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2013