Kairo (ANTARA News) - Sejumlah militan Mesir tewas dalam serangan udara di Sinai, Jumat, ketika mereka bersiap-siap melancarkan serangan roket ke Israel, kata beberapa sumber keamanan dan saksi.

Asal dari serangan itu masih belum jelas. Sejumlah sumber menyebutkan serangan udara Israel dilakukan dari wilayah udara Israel, dan yang lain memperkirakan serangan itu dilancarkan oleh militer Mesir, lapor AFP.

Menurut beberapa saksi, sedikitnya lima anggota sebuah sel yang dipimpin militan lokal tewas dalam serangan tersebut.

Militer Mesir mengatakan, dua ledakan terdengar sekitar pukul 16.15 waktu setempat (pukul 21.15 WIB) di daerah Al-Ojra, tiga kilometer dari perbatasan dengan Israel.

"Angkatan bersenjata menyisir daerah ledakan untuk mengetahui penyebabnya," kata juru bicara militer Kolonel Ahmed Aly dalam sebuah pernyataan.

Beberapa saksi menuturkan, helikopter-helikopter militer Mesir terbang di atas wilayah itu setelah ledakan-ledakan tersebut.

Kekacauan meluas di Sinai sejak penggulingan Presiden Hosni Mubarak dalam pemberontakan rakyat 2011 dan militan meningkatkan serangan-serangan terhadap pasukan keamanan di perbatasan dengan Israel.

Militan-militan garis keras yang diyakini terkait dengan Al Qaida memiliki pangkalan di kawasan gurun Sinai yang berpenduduk jarang, kadang bekerja sama dengan penyelundup lokal Badui dan pejuang Palestina dari Gaza.

Militan di Sinai, sebuah daerah gurun di dekat perbatasan Mesir dengan Israel dan Jalur Gaza, menyerang pos-pos pemeriksaan keamanan dan sasaran lain hampir setiap hari sejak militer menggulingkan Presiden Mohamed Mursi pada 3 Juli.

Sumber-sumber militer memperkirakan, terdapat sekitar 1.000 militan bersenjata di Sinai, banyak dari mereka orang suku Badui, yang terpecah ke dalam sejumlah kelompok dengan ideologi berbeda atau loyalitas suku, dan sulit untuk melacak mereka di daerah gurun itu.

Ikhwanul Muslimin kubu Mursi mengatakan, peningkatan kekerasan itu mungkin juga direkayasa sendiri oleh militer.

"Kami tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa kekerasan di Sinai tercinta merupakan peristiwa rekayasa," kata juru bicara Ikhwanul Muslimin Ahmed Aref beberapa waktu lalu.

"Insiden-insiden kekerasan terhadap warga sipil, polisi dan militer di Sinai merupakan pekerjaan badan intelijen yang bertujuan membelokkan... protes damai revolusioner orang-orang kami di Sinai untuk menentang kudeta militer," tuduh pemimpin senior Ikhwanul Muslimin Essam El-Erian.

Tidak jelas apakah serangan terakhir itu terkait dengan penggulingan Mursi, yang terpilih secara demokratis setahun lalu. Gerakan Ikhwanul Muslimin kubunya sejak itu mengadakan protes sendiri, dimana puluhan orang tewas.


Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2013