Banda Aceh (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh memperkirakan inflasi yang terjadi pada bulan ini tidak akan terlalu tinggi dibanding dengan Juli 2013.

"Kami perkirakan tingkat kenaikan harga barang menjelang Hari Raya Idulfitri 1434 Hijriah tidak terlalu tinggi karena pola belanja masyarakat stabil," kata Kepala BPS Provinsi Aceh Hermanto di Banda Aceh, Selasa.

Menurut dia, pola belanja masyarakat yang tidak berlebihan juga akan menjadi salah satu indikator untuk memperkecil laju kenaikan harga berbagai kebutuhan di pasaran.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh mencatat provinsi tersebut mengalami inflasi sebesar 1,84 persen menyusul Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang ditetapkan oleh Pemerintah pada akhir Juni.

Inflasi yang terjadi di provinsi ujung paling barat Indonesia itu ditandai dengan naiknya indeks harga konsumen (IHK) dari 131,36 pada bulan Juni menjadi 133,73 pada bulan Juli 2013.

Dari pantauan laju Inflasi di dua kota di Provinsi Aceh, kedua wilayah tersebut mengalami inflasi masing-masing Banda Aceh sebesar 1,80 persen dan Lhokseumawe sebesar 1,87 persen.

Akibatnya, laju inflasi tahun kalender 2013 sampai dengan bulan Juli 2013 untuk Kota Banda Aceh sebesar 5,14 persen, Lhokseumawe 7,75 persen, dan Aceh 6,41 persen.

Sementara itu, inflasi "year on year" (Juli 2013 terhadap Juli 2012) untuk kota Banda Aceh sebesar 4,94 persen, Lhokseumawe 5,45 persen, dan Aceh 5,19 persen.
(KR-IFL/D007)

Pewarta: Muhammad Ifdhal
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2013