Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia akan menerbitkan Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) sekitar tiga bulan mendatang pada 2013 sebagai penguatan operasi moneter, kata Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs.

"Penerbitan SDBI juga untuk mengintensifkan pengendalian ekses likuiditas yang cenderung meningkat setelah Ramadhan," katanya saat konferensi pers Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Kamis.

Peter mengaku masih merumuskan mekanisme penerbitan SDBI tersebut apakah melalui lelang atau tidak.

"Tapi, bagus juga jadi kita tahu seberapa besar minat terhadap SBDI ini," katanya.

Dia juga mengatakan belum menentukan berapa lama tenor terkait penerbitan sertifikat yang hanya ditawarkan kepada pihak lokal tersebut.

"Nanti kita pastikan seperti apa setelah tiga bulan ini," katanya.

Selain menerbitkan SDBI, BI juga akan menerbitkan Giro Wajib Minimum Loan to Deposit (GWM-LDR) dan GWM Sekunder.

Dia menjelaskan GWM-LDR bertujuan untuk memperkuat penyaluran kredit dan penghimpunan dana yang `prudent` (hati-hati), sementara GWM Sekunder untuk memperkuat manajemen likuiditas perbankan.

Peter juga menjelaskan batas atas GWM-LDR akan diturunkan dari 78-100 persen menjadi 78-92 persen.

Dia memaparakan bank yang memiliki LDR di atas 92 persen akan dikenakan peinalti GWM tambahan, sementara itu bank yang memiliki rasio kecukupan modal (CAR) minimal 14 persen dikecualikan dari sanksi.

Sementara itu, dia menyebutkan rasio kecukupan modal masih berada di level 18 persen di atas ketentuan minimum yakni delapan persen, serta rasio kredit bermasalah (NPL) gross yang masih rendah, yakni 1,9 persen pada Juni 2013.

Dia menambahkan kondisi likuiditas, meskipun LDR berada di level 87,2 persen pada Juni 2013, kredit melambat dari 21 persen pada Mei 2013 menjadi 20,06 pada Juni 2013.

Untuk GWM Sekunder, dia mengatakan BI akan menaikkan dari 2,5 persen menjadi 4 persen.

Dia mengatakan langkah-langkah tersebut untuk pengendalian inflasi, selain mempertahankan BI rate pada level 6,50 persen.

BI juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi hingga akhir 2013 berkisar 5,8-6,2 persen dan pada 2014 berkisar 6,4-6,8 persen.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Desy Saputra
COPYRIGHT © ANTARA 2013