Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, sebagai bangsa yang majemuk, bangsa Indonesia harus memiliki kemampuan bertoleransi dan menghargai perbedaan serta menghindari benturan dan kekerasan.

"Kita perlu terus memperkuat toleransi dan mencegah benturan dan kekerasan komunal. Saya ingin mengingatkan seluruh rakyat Indonesia bahwa negara menjamin sepenuhnya individu dan kelompok minoritas," kata Presiden saat menyampaikan pidato kenegaraan di depan Sidang Bersama DPD RI dan DPR RI di Jakarta, Jumat.

"Bagaimana kita perlu menjaga toleransi dan mengelola kerukunan antar dan intra umat beragama di Indonesia, bangsa Indonesia adalah bangsa majemuk ini anugerah sekaligus kewajiban untuk mengelolanya secara bijak," lanjut Presiden.

Indonesia, kata Kepala Negara, tidak menganut prinsip membeda-bedakan kelompok atau individu berdasarkan latar belakang, identitas atau agama.

"Hendaknya semua orang menghormati aturan itu, tidak dibenarkan seseorang atau kelompok memaksakan keyakinan pada orang lain apalagi disertai ancaman intimidasi dan ancaman kekerasan. Semua itu prinsip utama, kita harus beri perhatian agar toleransi terus subur, semangat menghormati perbedaan agar terus didorong," katanya.

Meski demikian Presiden mengatakan prihatin masih ada beberapa insiden intoleransi dan konflik komunal yang disertai dengan kekerasan di beberapa daerah yang sempat terjadi.

"Insiden intoleransi dan konflik komunal yang disertai dengan kekerasan sebenarnya bisa dicegah untuk kedepankan dialog dan semua pemimpin dan tokoh di seluruh Indonesia peduli dan mengambil tanggung jawab bersama," paparnya.

Ditambahkannya, "kita tidak mungkin menghilangkan perbedaan dan yang harus kita lakukan adalah mencegah perbedaan menjadi konflik dalam kehidupan beragama, orang tua dan guru untuk menyemai toleransi."

Presiden meminta semua pihak baik tokoh agama, pemimpin di seluruh sendi kehidupan bangsa dan juga media massa terus memupuk modal sosial yang dimiliki oleh bangsa agar terus mengembangkan toleransi dan semangat kebersamaan.

"Saya juga ajak komponen bangsa utamakan dialog, hindari benturan dan kekerasan semua hendaknya bisa menahan diri dari amarah dan amuk. Di atas semua itu mari kita tumbuhkan solidaritas sosial dan nilai kemanusiaan yang universal dan mari kita ciptakan kerukunan, itulah gambaran yang saya percaya untuk membangun peradaban yang kuat," tegasnya.

Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2013