Tel Aviv (ANTARA News) - Israel akan melanjutkan ofensifnya di Lebanon dan tidak akan memasuki gencatan senjata dalam beberapa hari ini, kata Perdana Menteri Ehud Olmert, Senin malam, di Tel Aviv. Dalam pidatonya di depan para walikota dari Israel utara yang kota-kota dan pedesaannya dilanda serangan roket pejuang Hizbullah, Olmert mengatakan bahwa ofensif Israel, yang kini memasuki hari ke-20, akan terus dilakukan sampai kelompok gerilya yang didukung Iran itu menghentikan serangan rudalnya dan dua prajurit Israel yang diculik dalam serangan lintas batas dibebaskan. Ia mengatakan, Israel tidak memiliki pilihan selain melancarkan ofensifnya setelah serangan Hizbullah 12 Juli yang menewaskan delapan prajurit Israel dan dua prajurit lagi diculik. Jika Israel mengendalikan diri, kata Olmert yang dikutip media transnasional, maka "akan segera tiba waktunya bagi rudal-rudal untuk menimbulkan kerusakan yang tidak bisa diperbaiki" di Israel utara. Ia mengatakan bahwa Israel telah memukul telak Hizbullah namun memperingatkan mengenai pertempuran lebih lanjut dan pendaratan rudal-rudal Hizbullah di Israel. Pidato Olmert itu disampaikan di tengah meningkatnya seruan internasional bagi gencatan senjata untuk mengakhiri kekerasan, yang disulut oleh pemboman Irsael terhjadap desa Qana, Lebanon, Minggu, yang menewaskan 56 orang sipil, sebagian besar wanita dan anak-anak. Sementara itu, seorang pejabat militer Israel mengatakan, Senin, buldoser-buldoser militer telah mulai meratakan posisi-posisi yang sebelumnya dikuasai Hizbullah untuk membentuk sebuah zona aman di dalam wilayah Lebanon selatan. Sebanyak 60 buldoser lapis baja meratakan daerah-daerah sebelah utara perbatasan, menghancurkan posisi-posisi, bunker dan rintangan yang dipasang Hizbullah sejak Israel menarik diri dari Lebanon selatan pada 2000, kata pejabat itu. Militer Israel menyatakan, Minggu, mereka akan membentuk sebuah "zona keamanan" di sepanjang perbatasan Lebanon selatan pada Rabu. "Pada Rabu kami akan membentuk sebuah zona keamanan selebar dua kilometer dimana tidak ada lagi prasarasana atau tanda keberadaan Hizbullah," kata panglima operasi militer Jendral Gadi Eisenkaut kepada wartawan.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006