Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Sekjen Kemenperin) Ansari Bukhari mengatakan peluang industri logam nasional memiliki peluang yang besar untuk berkembang, baik dari sisi pasar maupun bahan baku.

"Jumlah penduduk Indonesia yang besar dan prospek pembangunan properti serta konstruksi yang terus berkembang perlu dimanfaatkan industri logam nasional sebagai peluang pasar," kata Ansari Bukhari di Jakarta, Selasa.

Selain itu, Ansari mengatakan potensi bahan baku dalam negeri yang melimpah dan belum dimanfaatkan optimal juga merupakan peluang yang baik bagi industri logam nasional untuk meningkatkan daya saing produk.

Terkait dengan potensi yang besar itu, Ansari menyebutkan sejumlah industri logam nasional telah memanfaatkan peluang itu untuk melakukan perluasan.

Salah satunya adalah PT Meratus Jaya Iron & Steel, perusahaan patungan PT Krakatau Steel dan PT Aneka Tambang, yang produksinya di Batu Licin, Kalimantan Selatan mampu mengolah 315.000 ton bijih besi menjadi besi spons.

Menurut Ansari, PT Meratus Jaya Iron & Steel merupakan salah satu mega proyek besi baja nasional yang sedang berjalan dan sangat memerlukan bahan baku mineral lokal serta dapat mengurangi ketergantungan industri baja nasional terhadap bahan baku impor.

"Pemerintah, dalam hal ini Kemenperin, akan terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif agar dunia usaha tetap bergairah melakukan investasi di Indonesia," tuturnya.

Ansari membacakan sambutan Menteri Perindustrian MS Hidayat pada pembukaan Pameran Kemampuan Industri Material Dasar Logam yang diadakan di Gedung Kementerian Perindustrian. Pameran yang diikuti 37 perusahaan dan dua asosiasi  itu berlangsung pada 20-23 Agustus 2013.

Pameran tersebut menampilkan beberapa produk unggulan industri seperti besi spons, "copper cathode", alumunium ekstrusi, baja lapis seng, pipa baja, kompor gas, pintu baja, atap baja ringan, tangki air, produk rumah tangga dan lain-lain.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2013