Surabaya (ANTARA News) - Kapal latih TNI AL, KRI Dewaruci, yang membawa 135 kadet Akademi Angkatan laut (AAL) untuk mengelilingi sembilan negara di Asia, dilepas di Surabaya, Selasa, dengan membawa tarian Rampak Kendang asal Aceh dan Reog Ponorogo, Jatim. "Kadet AAL juga membawa kesenian khas asal kawasan timur Indonesia, sehingga misi kebudayaan ini lengkap dari barat, tengah dan timur," kata Wakil Gubernur AAL, Laksma TNI Rudy Hendro, kepada wartawan seusai melepas KRI Dewaruci di Dermaga Ujung, Koarmatim, Surabaya. KRI Dewaruci yang merupakan kapal jenis "barquentine" (layar tiang tinggi) akan berlayar ke Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam, Brunei Darussalam, China, Korea Selatan, Jepang dan Philipina. Laksamana berbintang satu itu menjelaskan melalui kesenian daerah yang dibawa, kadet AAL akan memperkenalkan kebudayaan Indonesia yang diketahui sangat kaya dengan berbagai kesenian khasnya serta menarik untuk dinikmati. "Seluruh pemain dari misi kesenian daerah itu adalah kadet AAL. Para kadet tingkat dua dari korps Pelaut, Teknik, Elektronika dan Suplai itu sudah mempersiapkan diri sejak lama untuk tampil di sembilan negara itu," katanya. Untuk misi diplomasi, para kadet AAL akan mengadakan kunjungan persahabatan ke akademi angkatan laut di negara yang dituju, pertandingan olahraga bersama dan penampilan drum band Gita Jala Taruna berkeliling kota. Mengenai kegiatan selama pelayaran, Wagub AAL menjelaskan mereka akan mempraktekkan ilmu astronomi yang telah diperoleh kadet secara teori. Meskipun KRI Dewaruci juga dilengkapi dengan peralatan teknologi canggih, namun praktek astronomi tetap dominan. "Jadi kadet AAL dibekali pengetahuan dasar tentang pelayaran hingga menggunakan teknologi modern. Jika suatu saat teknologi GPS (Global Positioning Satelite) tidak bisa digunakan, mereka bisa berlayar menggunakan pedoman posisi bintang," ujarnya. Setelah menggunakan pedoman bintang, kadet itu kemudian mencocokkan hasil yang diperoleh dengan data yang tersedia pada tekonologi modern. Keberangkatan KRI Dewaruci itu dilepas juga oleh Kasarmatim, Laksma TNI Lili Supramono, beberapa perwira TNI AL dan keluarga ABK serta keluarga kadet AAL. Kapal itu dalam pelayarannya akan melalui dua etape dengan jarak 13.773 nautical mile (NM) atau sekitar 25.480 KM. Perjalanan pertama akan menempuh jarak 6.655 NM selama 61 hari dan kedua sejauh 7.118 NM selama 60 hari. Etape pertama akan menempuh rute Surabaya - Tanjung Pinang - Belawan - Lumut (Malaysia) - Bangkok (Thailand) - Kampong Saom (Kamboja) - Hanoi (Vietnam) - Bandar Sri Begawan (Brunei Darussalam) dan ke Gorontalo. Etape kedua, akan menempuh jalur Gorontalo - Hongkong - Shanghai (China) - Busan (Korea Selatan) - Okinawa (Jepang), Manila (Philipina) - Tarakan (Kaltim) - Makassar (Sulsel) dan dijadwalkan tiba kembali di Surabaya 30 Nopember 2006. Kadispen Koarmatim, Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful, menjelaskan untuk melakukan kunjungan muhibah selama 121 hari atau empat bulan, kapal buatan galangan HC Stulcher Danshon, Hamburg, Jerman Barat tahun 1952 itu harus berjuang mengarungi ganasnya gelombang lautan. Kapal yang kini dikomandani Letkol Laut (P) Sutarmono itu sebelumnya berhasil menaklukkan ganasnya lautan dengan mengelilingi 19 negara di Asia, Eropa dan Afrika selama sembilan bulan. "Setelah istirahat sekitar enam bulan, kini KRI Dewaruci yang diawaki 88 ABK itu akan berlayar kembali dengan sandi pelayaran Kartika Jala Krida (KJK) 2006," katanya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006