Kuta, Bali (ANTARA News) - Negara-negara anggota Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) semakin memperkuat kerja sama dalam pengurangan risiko bencana dan peningkatan ketangguhan menghadapi bencana mengingat kawasan itu dianggap paling rawan bencana di dunia.

"Ini merupakan bagian pertemuan APEC sebagai upaya penanggulangan dan menurunkan bencana di kawasan Asia Pasifik," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif, dalam keterangan persnya usai membuka Forum Para Pejabat Senior Dalam Penanggulangan Bencana APEC ke-7 di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.

Menurut dia, berdasarkan laporan Economic and Social Commission for Asia and the Pasific (ESCAP) dan Badan PBB bidang Pengurangan Risiko Bencana (UNISDR) pada tahun 2012, kawasan Asia Pasifik merupakan paling rawan bencana di dunia.

Bencana alam tersebut berdampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi negara-negara di kawasan itu, termasuk kelompok keluarga miskin yang rentan terdampak.

Dia mengungkapkan bahwa hampir dua juta orang meninggal dunia akibat bencana antara tahun 1970-2011 atau sekitar 75 persen dari korban bencana dunia.

Terkait dengan kerugian ekonomi, gempa bumi dan tsunami di Jepang serta banjir di sejumlah negara di Asia Tenggara yang terjadi pada tahun 2011 menyebabkan kerugian ekonomi regional sebesar 294 triliun dolar Amerika Serikat.

Jumlah itu berkisar 80 persen dari total kerugian dunia akibat bencana.

Pada pertemuan pejabat senior dari 13 negara itu, sejumlah pembahasan menjadi agenda diskusi di antaranya peningkatan kapasitas negara-negara di kawasan Asia Pasifik dan peran pihak swasta dalam pengurangan risiko bencana.

Di samping itu, berbagi pengalaman menanggulangi bencana juga menjadi topik bahasan.

Ia menjelaskan bahwa Indonesia sebagai salah satu negara yang paling rawan bencana di dunia memahami dampak bencana terhadap aspek sosial dan ekonomi.

Dia mengungkapkan bahwa pengalaman penanggulangan bencana dari setiap negara dan organisasi merupakan bahan yang bermanfaat untuk mengurangi risiko bencana.

"Setiap kejadian bencana selalu memberi banyak hal untuk dipelajari, memperkaya pengalaman serta keahlian dalam merespon situasi bencana," ujar Maarif.

Pertemuan pejabat senior itu selain dihadiri 46 perwakilan dari 13 negara juga dihadiri 10 perwakilan lembaga internasional dan PBB serta perwakilan kementerian dan lembaga terkait termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dari sejumlah provinsi di Tanah Air.

Diharapkan forum kebencanaan itu menghasilkan sejumlah rekomendasi dan kesepakatan terkait pengurangan risiko bencana untuk nantinya dibawa pada forum pejabat tinggi dalam Konferensi Tingkat Tinggi APEC Oktober 2013 di Bali.

Pewarta: Dewa K. Sudiarta Wiguna
Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2013