Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan paket kebijakan ekonomi yang akan diumumkan pemerintah pada Jumat (23/8), sedang dipersiapkan secara matang agar dapat efektif dalam merespon perkembangan ekonomi terkini.

"Kita sedang melakukan finalisasi terakhir dan Jumat nanti akan dikeluarkan dalam bentuk paket. Kenapa paket? supaya sifatnya tidak parsial dan yang kita hadapi bukan situasi ekonomi yang biasa," ujarnya di Jakarta, Rabu.

Chatib mengatakan kondisi ekonomi nasional yang sedang bergejolak karena terjadi depresiasi rupiah dan anjloknya bursa saham, dapat diatasi dengan menekan defisit transaksi berjalan, apalagi impor minyak dan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai menurun.

"Sebenarnya impor minyak di triwulan II dari current account kita sudah melambat 10,8 persen. Konsumsi BBM pada Juli tumbuhnya 4 persen, padahal biasanya rata-rata 6-7 persen, artinya kita bisa berharap current account bisa lebih kecil," katanya.

Untuk itu, pemerintah harus memastikan defisit transaksi berjalan makin mengecil pada triwulan III-2013, dengan mengeluarkan langkah paket kebijakan untuk mengatasi gejolak dan menahan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

"Pertumbuhan ekonomi kalau dalam kondisi saat ini 5,9 persen dan kecenderungan global melambat. Tentu ada pressure, karena itu harus disiapkan langkah-langkah kalau terjadi perlambatan ekonomi, ini sedang disiapkan," kata Chatib.

Salah satu langkah yang disiapkan pemerintah dalam paket tersebut adalah mencegah adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) serta mendukung upaya keep buying strategy agar sektor konsumsi yang menyumbang angka pertumbuhan ekonomi tidak ikut melemah.

"Dalam jangka pendek kita harus fokus kepada stabilitas sistem keuangan tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi. BI dan Kemenkeu sudah duduk bersama-sama untuk menjaga dan merumuskan ini, agar paketnya keluar secara komprehensif," katanya.

Menurut Chatib, pemerintah menyiapkan langkah untuk mencegah PHK karena dengan asumsi angka pertumbuhan 6,3 persen akan sulit tercapai, maka kemungkinan penyerapan tenaga kerja ikut mengalami perlambatan.

"Kalau bicara 6,3 persen yang kita perkirakan akan melambat, tentu penyerapan tenaga kerjanya tidak setinggi sebelumnya. Karena ujungnya ekonomi adalah menjaga daya beli kemudian penciptaan lapangan pekerjaan," ujarnya.

Chatib menambahkan keputusan pemerintah untuk menerbitkan paket kebijakan ekonomi merupakan jawaban agar pelaku pasar tidak khawatir, meski pun secara fundamental ekonomi Indonesia dalam kondisi baik.

"Kita harus melakukan pencegahan, ini masih terkendali tapi kita mesti jaga-jaga. Tujuannya adalah menjaga stabilitas keuangan supaya pasarnya bisa stabil, dan di sisi lain pertumbuhannya harus dipertahankan," ujarnya.


Pewarta: Satyagraha
Editor: Heppy Ratna Sari
COPYRIGHT © ANTARA 2013