Semarang (ANTARA News) - Pengamat kepolisian Universitas Diponegoro Semarang Budi Wisaksono menilai kehadiran polisi dengan seragam dinas dan atributnya sebenarnya membuat masyarakat merasa aman.

"Masyarakat jadi tahu kalau ada polisi yang melindunginya. Rakyat akan merasa aman kalau tahu ada polisi, salah satunya ya ditunjukkan dengan seragam dinas yang dikenakan," katanya di Semarang, Rabu.

Di sisi lain, kata dia, berapa pun jumlah personel polisi yang dikerahkan untuk berjaga tetapi tanpa mengenakan seragam dinas atau atribut penanda, bisa jadi masyarakat akan tetap merasa tidak aman.

Karena itu, Ketua Pusat Studi Kepolisian Undip itu mengingatkan pentingnya seragam dinas dan atribut bagi personel polisi untuk memberikan perasaan aman dan nyaman pada masyarakat secara tidak langsung.

Meski demikian, ia mengingatkan aparat kepolisian untuk tetap berhati-hati menyikapi terjadinya beberapa kali aksi teror penembakan terhadap anggota polisi, seperti terjadi di Pondok Aren, Tangerang.

"Polisi harus lebih berhati-hati dalam bertugas, misalnya berpatroli secara berkelompok, berangkat dan pulang kerja tidak memakai pakaian seragam. Tetapi, saat bertugas harus berseragam," katanya.

Ia menjelaskan kemungkinan aksi penembakan itu dilakukan kelompok teroris yang menyasar polisi secara acak, tentunya polisi berseragam lebih mudah dikenali dibandingkan yang berpakaian preman.

"Kalau benar itu dilakukan kelompok teroris, polisi mungkin hanya menjadi sasaran antara, bukan tujuan. Bisa juga dendam karena banyak anggota kelompoknya (teroris, red.) yang ditembak mati," katanya.

Menurut dia, banyak kemungkinan yang muncul atas aksi penembakan terhadap polisi yang terjadi belakangan ini, sebab bisa juga penembakan tersebut didasari motif pribadi, bukan kelompok terorisme.

"Motif pribadi itu bisa saja. Misalnya, ada orang dendam kemudian melakukan penembakan dengan `menumpang` maraknya penembakan anggota polisi belakangan ini sehingga terkesan kelompok," katanya.

Apapun motif penembakan polisi itu, Budi menyerahkan pada kepolisian untuk mengusut secara tuntas dan menyelesaikannya, termasuk kemungkinan teroris dengan menangkap seluruh anggota jaringannya.

"Saya tidak setuju kalau teroris ditembak mati, sebisa mungkin ditangkap hidup-hidup. Kalau benar pelakunya kelompok teroris ya harus ditangkapi semua untuk menanggulangi kejadian serupa," kata Budi.

(KR-ZLS/H015)

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2013