Mojokerto (ANTARA News) - Detasemen Khusus (Densus) 88 bersama anggota TNI melakukan penyisiran di Desa Ngembat, Kalikatir dan Dilem di kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, yang berada di lereng Gunung Welirang, terkait laporan adanya jaringan teroris Noordin Mohd Top di wilayah itu. Informasi yang diperoleh ANTARA News di Mojokerto, Selasa, menyebutkan, seorang warga setempat sempat mengetahui ada orang mirip buron dalam jaringan Noordin Mohd Top yang berkeliaran di lereng itu. Informasi itu diperkuat oleh kesaksian sejumlah warga Ngembat, termasuk Sekretaris Desa (Sekdes) Ngembat, Sulisno (30), yang menyebutkan, adanya enam orang asing yang telah memasuki wilayah lereng Gunung Welirang (3.156 mdpl). "Orang asing itu, masuk Dusun Begagan Limo, Desa Ngembat sejak tiga hari yang lalu. Mereka membawa bekal untuk mencukupi kebutuhannya selama di dalam hutan," ungkap Sekdes Ngembat itu. Kesaksian Sekdes itu, juga diperkuat oleh seorang pencari bambu di hutan bernama Gono (37), dari Desa Kalikatir yang membenarkan keterangan Sekdes Ngembat itu. Namun ia mengaku, sudah bertemu orang asing tersebut sejak sebulan yang lalu. "Akhir Juni lalu, saya bertemu orang yang tidak saya kenal dengan ciri-ciri berbadan kekar dengan tinggi sekitar 170 cm, berambut keriting, berjambang, dan berkumis. Ia memakai rompi warna hitam dan celana levis," paparnya. Menurut dia, pertemuan dengannya sekitar 11 kali itu hanya membagi makanan, namun tidak pernah ada komunikasi. Setelah makan, orang itu berpesan jangan bilang kepada siapapun kalau mereka bertemu. "Jangan bilang same siape-siape," ujar Gono menirukan logat Melayu dari orang yang pernah ditemui itu. Pada 31 Juli sekitar pukul 12.00 WIB, Gono saat mencari bambu hutan didatangi empat orang yang tidak dikenalnya itu lagi, termasuk orang yang sering bertemu dan pernah diberinya makanan. "Keempat orang tersebut membawa peralatan tas bulat panjang, sangkur, ransel besar warna hijau, karpet warna coklat dan membawa tas jinjing, serta berompi," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006