Jakarta (ANTARA) - Dewan Pembina Yayasan Perguruan Tinggi 17 Agustus 1945 Jakarta Dr Rudyono Darsono mendorong agar apoteker tidak hanya sekadar menjadi peracik obat tetapi melakukan penelitian yang bermanfaat bagi peningkatan kesehatan masyarakat.

“Idealnya seorang apoteker bukan sebagai peracik obat ataupun “pesuruh” dokter, melainkan mampu membantu pasien dalam menentukan obat yang sesuai serta harus mempunyai analisa dan penelitian-penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Rudyono pada acara pengambilan sumpah apoteker Universitas 17 Agustus 45 (UTA’45) di Jakarta, Kamis.

Dia menjelaskan di UTA’45 Jakarta menyediakan dana yang memadai untuk penelitian dan juga bantuan peralatan di laboratorium bagi mahasiswa yang mengambil pendidikan profesi apoteker, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berdaya saing.

Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga mendorong agar pemerintah dapat mengevaluasi upaya-upaya yang menjadi ganjalan dari pemunculan apoteker berkualitas. Jika berkaca dari regulasi perundang-undangan seperti UU Kesehatan No.17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dan beleid lainnya, sudah ada aturan main dan strategi yang dibutuhkan untuk mendorong lahirnya apoteker yang berkualitas.

Baca juga: Pakar UGM: Peran apoteker dalam program rujuk balik perlu ditingkatkan

Baca juga: Guru besar sebut apoteker tak hanya fokus pada pembuatan obat


“Saat ini, yang diperlukan bagaimana pemangku kepentingan menerapkan amanat yang sudah termaktub dalam UU tersebut. Ke depan, kami berharap pemangku kepentingan memiliki komitmen dalam melahirkan apoteker yang berkualitas,” kata dia .

Pada acara pengambilan sumpah tersebut, diikuti sebanyak 322 apoteker. Terdapat sejumlah lulusan yang mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi untuk masa pendidikan 2022 hingga Desember 2023, yakni Jacklyne Sumombo, Rahmat Andrian, Felicia Cindy, dengan IPK 4,00 sekaligus menjadi lulusan dengan nilai ujian apoteker tertinggi.

Rektor UTA'45 Jakarta, Rajes Khana PhD, mengatakan apoteker yang berkualitas diperlukan dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Dalam kesempatan itu, dia juga mendorong agar lulusan dapat memahami filosofi kesehatan dan memiliki kompetensi dalam mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat melalui peran aktif di masyarakat.

Baca juga: Apoteker: Perkuat peran BPOM atasi masalah kefarmasian

Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2024