Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan satelit Terra dan Aqua kembali mendeteksi kemunculan sebanyak 27 titik panas (hotspots) di daratan Provinsi Riau.

"Puluhan titik panas tersebut diindikasi sebagai peristiwa kebakaran hutan atau lahan yang menyebabkan munculnya kabut asap tadi pagi," kata Analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Warih Budi Lestari, di Pekanbaru, Senin.

Ia menjelaskan, sebanyak 27 titik panas tersebut terdeteksi sejak Minggu (25/8) sore dimana terbanyak berada di Kabupaten Pelalawan yakni mencapai 14 titik.

Kemudian di Kabupaten Indragiri Hulu ada sebanyak lima titik, Kampar terdapat empat titik, sementara di daerah lainnya meliputi Kabupaten KUantan Singingi, Indragiri Hilir, Rokan Hulu dan Rokan Hilir masing-masing terdeteksi ada satu titik panas.

Menurut analis lembaga pemantau cuaca itu, potensi bertambahnya titik panas di daratan Provinsi Riau masih sangat dimungkinkan mengingat minimnya pertumbuhan awan penghujan di atas udara berbagai wilayah ini.

Seluruh wilayah kabupaten dan kota di Riau diprakirakan hanya akan cerah hingga berawan dengan peluang hujan sangat minim.

Sebelumnya dikabarkan, akibat peristiwa kebakaran hutan atau lahan di Riau telah menyebabkan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Provinsi Riau kembali diselimuti kabut asap.

Airport Duty Manager Bandara Internasional SSK II, Ibnu Hasan, mengatakan, kabut asap kali ini belum mengganggu aktivitas penerbangan di bandara.

Ia mengatakan, jarak pandang akibat kabut asap tersebut masih "tersisa" sekitar seribu meter, dimana inisiatif pilot untuk mendarat atau mengudara masih dibutuhkan.

"Kalau dia (kabut asap) menyisakan jarak pandang kurang dari 500 meter, baru biasanya inisiatif pilot tidak berlaku. Seluruh penerbangan akan dialihkan atau bahkan dihentikan," katanya.

Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2013