Surabaya (ANTARA News) - Kepolisian Daerah (Polda) Jatim membantah adanya upaya penyisiran di lereng Gunung Welirang, Mojokerto menyusul laporan masyarakat tentang keberadaan orang asing yang diduga gembong teroris Noordin Mohd Top. "Nggak ada teroris itu, saya sudah cek langsung ke Densus (Detasemen Khusus) 88 Polda Jatim dan ke Polres Mojokerto, bahkan saya juga sudah ditanya Mabes Polri soal itu, tapi saya jawab tidak ada itu (penyisiran)," kata Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Jatim Kombes Pol Widjaja Purbaya, Rabu. Densus 88 dikabarkan telah melakukan penyisiran di Desa Ngembat, Kalikatir, dan Dilem, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto terkait laporan masyarakat yang mengaku pernah bertemu orang asing diduga Noordin M Top berkeliaran di daerah itu. Widjaja Purbaya melanjutkan bahwa masyarakat yang melapor itu bisa saja salah menduga. Orang yang dicurigai sebagai teroris itu sebenarnya penjahat, bahkan bisa juga orang yang dikira anggota Densus-88 itu sebenarnya anggota reserse biasa yang mengejar penjahat. "Polisi itu tidak cukup dengan menduga seperti itu, tapi kami akan berbicara jika memang apa yang terjadi benar-benar sudah menjadi fakta hukum, termasuk menangkap orang yang belum jelas salah-tidaknya juga tidak akan di-ekspose kalau belum benar-benar menjadi fakta hukum," tegasnya. Namun, anggota Tim Pembela Muslim (TPM) Fahmi H Bachmid mengakui, kemungkinan informasi itu benar, karena polisi memang sedang melakukan pengembangan. "Jumat lalu, saya menerima informasi ada orang yang ditangkap, lalu dikembangkan kemana-mana. Karena itu, saya minta polisi bertindak sesuai prosedur dan tidak main tuduh dengan mengkategorikan orang yang bertemu dengan Noordin Mohd dianggap anggota jaringan itu," ucapnya. Menurut informasi yang dihimpun ANTARA, benar telah dilakukan penyisiran di Desa Ngembat, Kalikatir, dan Dilem di lereng Gunung Welirang (3.156 mdpl) untuk mencari keberadaan gembong teriris yang terlibat sejumlah pemboman di Indonesia itu, namun hingga Selasa (1/8) malam tidak membuahkan hasil. "Orang asing itu, masuk Dusun Begagan Limo, Desa Ngembat sejak tiga hari yang lalu. Mereka membawa bekal untuk mencukupi kebutuhannya selama di dalam hutan," ungkap Sekdes Ngembat, Sulisno (30). Kesaksian Sekdes itu, juga diperkuat oleh seorang pencari bambu di hutan bernama Gono (37) dari Desa Kalikatir, yang membenarkan keterangan Sekdes Ngembat itu dan ia sendiri mengaku sudah bertemu orang asing dimaksud sejak sebulan lalu. "Akhir Juni lalu, saya bertemu orang yang tidak saya kenal dengan ciri-ciri berbadan kekar dengan tinggi sekitar 170 Cm, berambut keriting, berjambang, dan berkumis. Ia memakai rompi warna hitam dan celana levis (jean)," paparnya. Menurut dia, pertemuan dengannya sekitar 11 kali itu hanya membagi makanan, namun tidak pernah ada komunikasi. Setelah makan, orang itu berpesan jangan bilang kepada siapapun kalau mereka bertemu. "Jangan bilang same siape-siape," ujar Gono menirukan logat Melayu dari orang yang pernah ditemui itu. Usai beberapa kali pertemuan dengan orang asing itu, Gono dan Sulistyo pernah dipanggil Polda Jatim sebanyak dua kali untuk dimintai keterangan dan diperlihatkan foto-foto jaringan Noordin Mohd Top.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006