Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menyatakan hingga minggu ketiga Agustus 2013 besaran inflasi masih di atas satu persen dan inflasi Agustus diperkirakan bisa mencapai angka 1,3 persen.

"Kajian mingguan kami menunjukkan bahwa angka inflasi hingga minggu ketiga Agustus masih berada di atas satu persen yang sebelumnya kita harapkan dibawah satu persen," kata Gubernur BI Agus DW Martowardojo saat ditemui usai raker dengan Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Rabu.

Agus mengatakan, inflasi pada Agustus tersebut lebih disebabkan karena sejumlah pangan yang masih tinggi harganya.

"Yang kita perlu waspadai adalah volatile food. Kita kan mengikuti bahwa sebelumnya tiga itu selalu memegang peranan, yaitu daging sapi, daging ayam sama bawang merah," ujar Agus.

Namun, lanjutnya, komoditi pangan seperti kedelai juga sudah memberikan kontribusi terhadap inflasi disamping biaya pendidikan yang tanpa terduga pada Juli lalu juga memiliki dampak besar kepada inflasi.

Agus menuturkan, jika inflasi Agustus di atas satu persen maka inflasi akhir tahun diperkirakan akan berada di kisaran 8,6-9,2 persen, oleh karena itu inflasi jangka pendek ini perlu disikapi.

"Ini perlu kita waspadai karena inflasi yang paling untuk kita sikapi ya di jangka pendek. Masih ada waktu beberapa hari ini mesti kita sikapi inflasi Agustus ini," kata Agus.

Terkait dengan dampak pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap inflasi, Agus menuturkan pelemahan tersebut akan berdampak apabila nilai depresiasi mtm-nya di atas empat persen.

"Nah ini juga kita waspadai, oleh karena itu BI selalu menjaga agar terciptanya stabilitas nilai tukar tapi perlu saya jelaskan ya bahwa BI tidak mentargetkan nilai tukar tertentu namun volatilitasnya itu yang perlu kita jaga dalam range yang stabil," ujar Agus.

Menurut Agus, hal tersebut juga perlu diwaspadai karena di negara-negara lain kondisi dunia dilepas saja ke dalam negerinya seperti di India dan Jepang di mana dampak kepada nilai tukar cukup besar perubahannya.

"Di Indonesia kita jaga tetep dalam batasan volatilitas yang cukup bisa diterima. Tapi kita semua harus wasapada karena perkembangan nilai tukar bisa saja terjadi," kata Agus.
(C005/B012)

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2013