Bandung (ANTARA News) - Pemerintah tetap fokus pada keselamatan warga negara Indonesia yang berada di Timur Tengah khususnya di Mesir yang tengah dilanda konflik.

"Komunikasi dilakukan setiap saat, kami pantau terus secara intens, ini kami lakukan demi keselamatan WNI di sana, paling tidak Menlu selalu mmberikan informasi kondisi di Mesir," kata   Direktur Timur Tengah Kementerian Luar RI Febrian A Ruddyard di Bandung, Kamis.

Pada diskusi reposisi kebijakan luar negeri di Museum Asia Afrika Bandung, Febrian mengungkapkan sebelum terjadi konflik pada 17 Agustus lalu di Mesir, Kementerian Luar Negeri sudah memberikan imbauan pada WNI di sana untuk menghindari tempat-tempat keramaian.

"Jauh-jauh hari sebelum tensi politik di sana naik, KBRI sudah memberikan imbauan seperti menjauhi tempat-tempat yang diperkirakan akan terjadi puncak, dua minggu sebelum terjadi konflik puncak sudah minta untuk dihindari," katanya.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) melalui Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia (PPMI) sekarang memfokuskan pengamatan pada beberapa titik wilayah di Mesir.

"Ada belasan titik yang jadi konsentrasi kami, dibantu cabang-cabang PPMI dan KKMI, mereka selalu melaporkan," katanya.

Direktur Timur Tengah itu menegaskan tidak ada WNI yang menjadi korban dalam konflik di Mesir.

WNI di Mesir berjumlah sekitar 5 ribu jiwa terdiri dari 2.900 mahasiswa ditambah keluarga KBRI dan Tenaga Kerja Indonesia.

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2013