Semarang (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla merupakan duet ideal sehingga berpeluang meraup banyak suara pada Pemilihan Presiden 2014.

"Popularitas Jokowi hingga hari ini begitu tinggi, temasuk di luar Jawa. Kalau dipasangkan dengan Jusuf Kalla, keduanya merupakan pasangan yang merepresentasikan kaum nasionalis dan Islam karena Kalla itu orang NU (Nahdlatul Ulama) meski beliau kader Golkar," kata pengamat politik Joko J Prihatmoko di Semarang, Kamis.

Dosen FISIP Universitas Wahid Hasyim Semarang tersebut menambahkan bahwa duet itu juga mencerminkan representasi Jawa-luar Jawa.

Kalla, menurut dia, merupakan sosok yang memiliki pengalaman panjang sebagai pebisnis sekaligus sukses melakukan terobosan ekonomi semasa menjadi Wapres.

"Dukungan dari grassroot (masyarakat bawah) kepada Jokowi sangat kuat. Kesederhanaan dia dalam memecahkan masalah yang rumit telah membentuk dirinya sebagai sosok berkarisma. Namun, untuk mengelola negeri sebesar Indonesia dibutuhkan pendamping yang berpengalaman dan punya kemampuan mengelola perekonomian. Jusuf Kalla memiliki kapasitas ini," kata Joko.

Menurut dia, latar belakang ideologi seorang calon tetap penting karena realitas politik tersebut tidak bisa dinafikan ketika meracik pasangan capres dan cawapres di negeri multikultural seperti Indonesia.

Menurut dia, sosok Jokowi menjadi model yang ideal dalam training ground politik karena dia merintis dari bawah, mulai dari kader partai, terus menjadi wali kota, menang dalam Pilgub DKI Jakarta dan mencatat sejumlah sukses di Ibu Kota Jakarta, kemudian memiliki peluang besar untuk menjadi orang nomor satudi negeri ini bila kelak memang maju dalam Pilpres 2014.

Pewarta: Achmad Zaenal M
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2013