Jakarta (ANTARA) - Kurator Seni Bambang Asrini menilai pameran lukisan Hanny Widjaja yang bertajuk Sinchiavaganza tidak hanya merayakan tradisi Peranakan dengan makna yang mendalam, tetapi juga menyuguhkan estetika nan cerlang dalam karya seni yang memukau mata.

"Seniman Hanny Widjaja memberi makna perayaan tahun baru Peranakan, Tionghoa dengan memamerkan lukisan-lukisan bernarasi cerlang nan sumringah," kata Bambang dalam rilis pers, Rabu.

Bambang mengatakan pameran ini mengaitkan tradisi tahun anyar Peranakan yang diserap dari bahasa Hokkien atas kata Sinchia dan penggabungan ide kreatif peristiwa luar biasa dari kata Ekstravaganza.

Baca juga: Seniman Indonesia berpartisipasi dalam pameran lukisan di Thailand

Sinchiavaganza adalah frasa baru yang menerangkan upaya artistik seniman Peranakan memahami leluhurnya dengan cara sukacita: Live your Life!

"Hanny membawa jiwa Tionghoa sekian ratus tahun ke belakang, terutama ia menjumput peristiwa-peristiwa personalnya," kata dia.

Dengan melukiskan secara realis, Hanny disebutnya mengeksplorasi tentang zona-zona yang nyaman di mata serta estetika bertumpu pada penggalian atas sejarah, lalu mengaitkannya dengan tradisi-tradisi peranakan ratusan tahun yang tetap eksis seperti corak-corak busana atau batik.

Kemudian, ingatan-ingatan kolektif tentang falsafah Budhis dan Taoisme hingga dengan eloknya bercerita mengenai beragam jenis kuliner yang menggoda.

Bambang melihat bahwa pergulatan artistik di kanvas juga menggambarkan Chinese classic painting yang dikenang dan sebuah tantangan membangun dialog dengan gaya lukis realis zaman modern khas milik Hanny.

Bambang berpandangan bahwa Hanny merupakan pelukis yang bangga menjadi warga-negara Indonesia dengan menerakan simbol-simbol keintiman dan melepas-mengayun ingatan diasporik tanah-tanah nenek-moyangnya dulu yang ribuan tahun bermukim di China.

"Hanny sejatinya sebagai Peranakan di bangsa baru yang diikrarkan pertengahan abad ke-20 lalu itu dengan senyuman dan rasa syukur," pungkas dia.

Pameran lukisan "Sinchiavaganza" digelar di Galeri Kunstkring Paleis, Jakarta pada 25 Januari hingga 25 Februari 2024.

Baca juga: Seniman Ponorogo gelar pameran lukisan anak

Baca juga: G3N Project x Studio Jeihan pamerkan 64 lukisan karya Sang Maestro


Baca juga: Pameran kaligrafi dan lukisan hadirkan 400 karya seniman internasional

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
COPYRIGHT © ANTARA 2024